Mie Gaga dan Indomie, 2 Makanan Instan Sejuta Penikmat yang Lagi Viral, Ada Apa Sebenarnya?

Rabu 30-08-2023,14:51 WIB
Reporter : Tim liputan

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Beberapa hari ini jagad media sosial ramai membicarakan soal Mie Gaga dan Indomie. Bahkan Mie Gaga jadi trending topik.

Lantas mengapa Mie Gaga dan Indomie, yang sama-sama disukai dan ada jutaan penikmat di dunia ini viral? Rupanya ada kisah unik di balik sejarah pendirian dua merek mie terkenal di Indonesia ini. 

Kisah ini berawal dari kerja sama antara Djajadi dengan Sudono Salim untuk membangun PT Indofood Interna. 

Pencipta Indomie adalah Djajadi Djaja Chow Ming Hua. Sebelum terjun ke bisnis mie, ia memulai usaha di bidang penyaluran barang dengan mendirikan firma FA Djangkar Djati bersama teman-teman sekolahnya.

BACA JUGA:Galbay, Ini 4 Cara Aman Agar Tidak Diteror DC Pinjol ke Rumah

Djajadi juga mendirikan usaha bernama Sanmaru Food Manufacturing bersama Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma. Djaja menjadi direktur pada tahun 1971-1978. 

Sanmaru Food Manufacturing inilah perusahaan yang pertama kali memproduksi mie instan dengan nama Indonesia Mie atau disingkat Indomie. 

Mereka juga melakukan ekspor Indonesia ke luar negeri sejak tahun 1982 ke sejumlah negara yaitu Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, beberapa negara di Eropa, Amerika, hingga Australia. 

Kemudian pada tahun 1984, Djajadi bekerja sama dengan Salim Group untuk mendirikan PT Indofood Eterna. Djajadi dkk menerima tawaran dari Salim Group untuk memindahkan kepemilikan Indomie. 

Salim Group diprakarsai oleh Liem Sioe Liong yang memiliki PT Lima Satu Sankyu dan PT Sarimi Asli Jaya. Mereka menciptakan merek mie Sarimi dan Supermie sejak tahun 1968. 

BACA JUGA:Rezeki Melimpah, 5 Weton Anak Perempuan Pembawa Keberkahan Bagi Keluarga

Salim Group juga memiliki usaha terigu Bogasari. PT Indofood Eterna hasil kerja sama Salim dan Djaja kemudian dipimpin oleh orang dekat Djajadi, Hendy Rusli. 

Berdirinya perusahaan ini juga turut menyatukan Indomie dan Supermie dalam satu rumah yang sama. Saham PT Indofood Eterna dibagi menjadi dua, yaitu 57,5 persen saham milik Djajadi dan kawan kawan. Lalu, 42,5 persen saham menjadi milik Salim Group. 

Meski memiliki saham lebih besar, Djajadi dkk tetap tersingkir dari Indofood saat mereka mengalami masalah keuangan pada 1993. Kepimilikan Indofood kemudian sepenuhnya beralih ke Salim Group. Menurut Anthony Salim, kepemilikan beralih ke Salim karena Djajadi (dan rekan-rekannya) berkonflik, sehingga Salim mencari peluang dari masalah Djajadi tersebut. 

BACA JUGA:Kaya Raya di Usia Tua, Terapkan Manajemen Keuangan 50:30:20 dari Kemenkeu RI Ini

Kategori :