Bulan September Sudah Turun Hujan? Berikut Perkiraan BMKG

Senin 04-09-2023,11:37 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

 

3. Ekuinoks

 

Faktor 'pengering' lainnya adalah posisi Matahari yang akan berada di sekitar ekuator atau khatulistiwa jelang akhir tahun. Puncaknya berupa fenomena ekuinoks.

 

“Pada saat yang bersamaan, bulan September-Oktober juga Matahari secara siklusnya akan kembali berada di sekitar ekuator, pada periode tersebut radiasi matahari yang diterima oleh Indonesia akan maksimum," lanjut Urip.

 

“Maka tidak heran nanti pada bulan Oktober kita akan mendapatkan laporan suhu udara panas," ujar dia.

 

Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ekuinoks merupakan fenomena ketika Matahari melintasi ekuator atau garis khatulistiwa. Efeknya, durasi siang dan malam di belahan Bumi selatan dan utara seimbang.

 

BRIN menyebut ekuinoks terjadi pada 23 September pukul 08.30 WIB/09.30 WITA/10.30 WIT. Saat fenomena ini terjadi, jarak Matahari-Bumi mencapai 150.147.520 km.

 

Lawannya adalah solstis (solstice), yakni fenomena ketika Matahari melintasi garis balik utara maupun selatan.

 

Kedua fenomena itu disebabkan oleh Bumi yang berotasi secara miring terhadap ekliptika sekaligus mengorbit Matahari. Dampaknya di antaranya adalah pergantian musim di negara-negara subtropis dan lintang tinggi.

Kategori :