Soekarno mengaku sering merasa lemas, napas seakan berhenti apabila tidak bisa keluar Istana dan bersatu dengan rakyat-jelata yang melahirkannya.
Karenanya Soekarno tak jarang keluar Istana seorang diri. Ada kalanya dikawal seorang ajudan berpakaian preman.
Menurut Bung Karno tidak terlalu sulit menyamar. Sebab, rakyat kebanyakan sangat lekat dengan penampilan Bung Karno khas dengan baju seragam dan peci hitam.
BACA JUGA:Hore, Bansos Beras 10 Kg Cair Mulai Senin Depan, Buruan Cek Nama Kamu
Maka, ketika Bung Karno berganti pakaian, memakai sandal, pantalon, atau hanya berkemeja, lalu mengenakan kacamata berbingkai tanduk, rupa Bung Karno sudah beda sama sekali.
Cerita Blusukan Presiden Soeharto
Sementara itu Presiden Soeharto juga sering keluar istana untuk melihat kondisi masyarakat.
Blusukan yang dilakukan Soeharto dilakukan diam-diam. Wartawan senior Alwi Shahab menceritakan kisah blusukan Pak Harto ke sejumlah daerah untuk berbicara langsung dengan rakyat.
Pada pertengahan 1970-an, Soeharto kerap mengadakan kunjungan diam-diam atau penyamaran ke desa-desa.