• Kurangnya kedekatan (31 persen)
• Terlalu banyak konflik atau pertengkaran (31 persen)
• Stres keuangan (24 persen)
• Kurangnya komitmen (23 persen)
• Perbedaan dalam pendekatan sebagai orang tua (20 persen)
• Menikah terlalu muda (10 persen)
• Nilai atau moral yang bertentangan (6 persen)
• Penyalahgunaan zat (3 persen)
• Kekerasan dalam rumah tangga secara fisik dan/atau emosional (3 persen) dan gaya hidup yang berbeda (1 persen)
BACA JUGA:Dapek Piti Gratis, Cukup Masukkan Nomor HP Aktif Otomatis Cair SALDO DANA Rp 120.000, Ini Caranya
Secara total, sebanyak 43 persen perceraian dipicu oleh dukungan dari keluarga yang kurang. Sementara itu, 34 persen perceraian disebabkan oleh perselingkungan alias hubungan lain di luar pernikahan.
Salah satu pemicu gagalnya pernikahan adalah tujuan dari pernikahan yang tidak tercapai. Sebagian besar pasangan umumnya menikah karena persahabatan, keamanan finansial, kenyamanan, asuransi kesehatan, alasan hukum, atau keinginan untuk memulai sebuah keluarga.
Pasangan yang menikah karena tekanan masyarakat atau keluarga kemungkinan besar bercerai karena perselingkuhan. Sementara, pasangan yang merasa tertekan untuk masuk ke dalam komitmen cenderung tidak mampu mempertahankan pernikahannya.