Dia berkarier dengan berinvestasi pada distressed assets atau aset-aset yang dihargai di bawah nilai pasar di negaranya. Dia juga menghasilkan uang dari saham Sberbank dan Gazprom.
Kerimov menguangkan dan banyak berinvestasi di bank global seperti Morgan Stanley, Goldman Sachs dan Deutsche Bank tepat sebelum krisis keuangan 2008.
Dirinya mendapat margin call dan kehilangan miliaran dolar AS. Namun keuangannya pulih Setelah membeli 37 persen saham Polyus, produsen emas terbesar Rusia dari miliarder Vladimir Potanin seharga USD 1,3 miliar.
Pada 2015, untuk menyiasati undang-undang yang melarang politisi memegang aset keuangan di luar negeri, dia memberikan saham Polyus kepada putranya, Said. Pada awal 2022, keluarga Kerimov memiliki 76 persen saham Polyus.
BACA JUGA:Tidak hanya Harmonis, Ternyata Setelah Menikah 7 Weton Ini juga Kaya Raya
Ini Jejak 9 Naga di Indonesia
Misteri '9 Naga' terus berlanjut. Meski sering terdengar, tak ada seorang pun yang dapat mengonfirmasi keberadaan kelompok konglomerat tersebut, termasuk orang di dalamnya.
Beberapa waktu lalu, kelompok elit tersebut kembali jadi topik hangat di kalangan masyarakat. Penyebabnya usai budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun menyinggung kelompok ini dalam ceramahnya.
Menurut Cak Nun, orang-orang inilah yang memegang kendali atas sistem di Indonesia karena punya pengaruh kuat di bidang masing-masing.
Dalam ranah publik, yang dimaksud Cak Nun adalah 9 Naga, bukan 10 Naga. Sesungguhnya, tiap kali mengajukan pertanyaan tentang sosok 9 Naga jawabannya malah membuat kebingungan, alih-alih mendapat titik terang.
Sebab, keberadaan 9 Naga hanyalah istilah, bukan kelompok usaha atau organisasi. Alhasil timbul berbagai spekulasi untuk menebak siapa saja sosok 9 Naga.
Jejak awal dari 9 Naga setidaknya dapat ditarik sejak masa Orde Baru. Pada masa itu 9 Naga atau dikenal juga 'Gang of Nine' sangat berkonotasi negatif dan seram.
Konon, mereka punya bekingan kuat yang membuat sepak terjangnya tak tersentuh untuk memuluskannya bermain di bisnis gelap.