Misteri Gunung Padang
Sejarah situs Gunung Padang tidak dapat dipastikan secara pasti, karena tidak ada catatan tertulis mengenai situs ini. Namun, berdasarkan penelitian dan analisis geologi, diperkirakan bahwa situs ini sudah ada sejak sekitar 4.800 tahun yang lalu.
Padang artinya tanah yang luas. Bisa juga berarti terang dalam bahasa Sunda. Interpretasi dari Gunung Padang adalah tempat yang bisa memberikan penerangan atau pencerahan.
BACA JUGA:Cara Top Up Saldo e-Wallet di CIMB Niaga, Tinggal Tap Semua Beres
Bisa juga disebut sebagai Gunung yang bercahaya. Meski namanya gunung, situs ini lebih menyerupai bukit yang dikelilingi oleh pohon-pohon rimbun di sekitarnya.
Situs Gunung Padang terdiri dari 5 teras. Dimana terdapat 5 undakan batu untuk menuju dari satu teras ke teras berikutnya.
Hampir 95 persen semua batuan mempunyai 5 sudut atau segilima. Situs ini dikelilingi oleh 5 bukit, yakni Karuhun, Emped, Gunung Batu, Gunung Malati dan Pasir Malang.
BACA JUGA:Pemuda ini Ditangkap Polisi Setelah Pacarnya Curhat Dengan Orang Tua
Serta berorientasi atau mengarahkan ke 5 gunung secara sejajar. Yakni Gunung Batu, Pasir Pogor, Gunung Kencana, Gunung Gede dan Gunung Pangrango.
Pada zamannya, situs Gunung Padang dibuat dan digunakan sebagai tempat persembahan dan peribadatan. Sebelum masuk ke dalam teras pertama ini, orang diwajibkan untuk mandi terlebih dahulu di sumur Cikahuripan atau air kehidupan.
BACA JUGA:Cara Simpan Kartu Debit Bank di Aplikasi DANA, Transaksi Jadi Lebih Mudah Tanpa Harus Top Up
Yang lokasinya berada di pintu masuk situs Gunung Padang. Nama lain dari sumur ini adalah Banyu Susuk Tungga (Banyu artinya air, Susuk artinya menancap, Tungga artinya satu).
Filosofinya adalah sebelum orang melakukan peribadatan, orang tersebut harus menyucikan dirinya terlebih dahulu. Kebersihan hati harus menancap/ mengarah ke Yang Satu. orang tersebut harus menyucikan dirinya terlebih dahulu.
BACA JUGA:Rakyat Aceh dan Sumbar Patungan Belikan Indonesia Pesawat Terbang
Ditemukan Tahun 1763
Tahun 1979 bukan waktu Gunung Padang di temukan, akan tetapi itu waktu laporan petani terhadap Dinas Kebudayaan. Pada tahun 1763 Gunung Padang tersebut sudah dimanfaatkan untuk berziarah, tafakur dan lain-lain.