Dirut yang Tidak Seperti Bos

Senin 19-12-2022,18:34 WIB
Reporter : Oleh : Dita Sinardin
Editor : Dita Sinardin

Saya pribadi di awal bergabung dengan Harian RB pada tahun 2001 lalu, memiliki cerita auto ngakak tentang beliau. Saat itu saya statusnya masih CW alias calon wartawan. Di suatu pagi pada saat rapat proyeksi (penugasan arah liputan harian), saya masih ingat betul kata-kata Bos Min yang kala itu memimpin rapat.

"Dita nih kalo ado sayo, badannyo tinggal ngecik-ngecik di sudut-sudut!" 

Hahahaha

Asli. Setiap diingat sekarang, saya selalu ngakak. Begitulah saya dulu. Saya yang kini alay, narsis, pemberani, dulunya adalah sosok yang sangat pemalu, tidak percaya diri dan tentu saja sangat takut. Ya, sangat takut sama Kak Min. 

Setiap hari, sebisa mungkin saya menghindari berpapasan dengan beliau. Bawaannya seram aja. Takut buat salah. Takut dimarah. Kalo sudah berhadapan dengan beliau, badanpun rasanya menggigil. Padahal beliau tidak seseram itu lho. Sayanya saja yang parno.

Sebagai Dirut yang juga awalnya merintis karir dari bawah, yakni dari karyawan pracetak, pindah ke redaksi menjadi wartawan, kemudian redaktur, Pemred, GM hingga akhirnya menjadi Dirut RBMG dan Sumeks Grup, Bos Min adalah sosok yang kaya wawasan dan ilmu. Dulu saya menjuluki beliau kamus berjalan. Ya, beliau hampir tahu semua hal. Bahkan yang kadang membuat kami malu sekaligus takjub, kejadian-kejadian berkaitan dengan pemberitaan, lebih banyak beliau duluan yang tahu dibanding kami yang merupakan petugas lapangan.

Sebagai pemimpin, Bos Min adalah pribadi yang sangat tegas dan disiplin. Beliau juga selalu mengajarkan para jurnalisnya untuk tangguh dan mampu menaklukkan semua kondisi. Meski terkesan cuek, namun beliau punya cara sendiri dalam menunjukkan perhatiannya.

Saya ingat betul ketika ditugaskan pertama kalinya ke luar provinsi tahun 2002 lalu. Kala itu menghadiri gathering Cocacola di Bandung, Jawa Barat. Bila redaktur saya menjelaskan detil per detil rute perjalanan saya, Kak Min malah sebaliknya. "Nggak usah diajari Dita tu. Biar dia cari tahu sendiri. Biar dia matang dan tangguh."

Sekilas terdengar seperti tak peduli. Tapi sesungguhnya itulah cara beliau menempa saya. Menjadikan saya pribadi yang mampu mengatasi kendala apapun. Dan terbukti, sekarang saya menjadi pribadi yang kuat dan tahan mental.

Bila seorang bos biasanya bekerja di balik meja dan kursi yang empuk, maka Bos Min adalah kebalikannya. Saya malah hampir tak pernah melihat beliau berada di ruangan. Tempat ngantor beliau adalah di pojok kantin, pendopo kantor atau lesehan tangga kantor bersama para Satpam, tim marketing, OB dan karyawan lainnya.

Dalam keseharianpun beliau selalu tampil bersahaja. Penyuka olahraga offroad ini memang sosok yang low profile, melebur bersama para karyawan. Lihat saja tampilan beliau melalui postingan foto sang istri saat Bos Min membawa durian menggunakan beronang. Sungguh bila hanya melihat foto tersebut, tidak seorangpun akan menyangka bahwa beliau adalah seorang direktur utama 69 media besar di Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Lalu apakah Bos Min tidak punya kekurangan? Tentu saja ada. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Sama seperti saya, Bos Min juga manusia biasa yang pastinya tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan.

Sayapun menuliskan ini pasti tidak luput dari pro kontra. Akan ada yg menuding saya mencari muka, menjilat dan sejenisnya. Biarkan saja. Yang tidak suka sama kita, tetap tidak akan percaya apapun pembelaan kita. Apa yang saya ceritakan semata mata spontanitas dari yang terlintas di hati dan pikiran saya.

Dari setiap orang, kita selalu dapat memetik ilmu dan pelajaran. Ambil baiknya, buang buruknya. Itulah prinsip yang sering diajarkan orang pada saya. Dan itulah pula yang saya teladani dari beliau.

Semoga kita semua terus berbenah menjadi orang yang lebih baik dan lebih baik lagi..

Aamiin YRA

Kategori :