Ahli genetika di Universitas Algarve Portugal, Hugo Oliveira mengatakan, manusia memanen tanaman yang dapat dimakan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, jauh sebelum mereka mengembangkan pertanian yang sebenarnya.
Salah satu contohnya adalah perkemahan berusia 10.000 tahun di Jerman, tempat orang berkumpul setiap musim gugur untuk memanen hazelnut. Itu ribuan tahun sebelum pertanian diperkenalkan ke Eropa oleh masyarakat Anatolia (Turki).
Para peneliti menyatakan bahwa pertanian yang dimulai di Bulan Sabit Subur, kemudian menyebar dari sana ke wilayah tetangga. Menurut Oliveira, di Asia Timur, pertanian muncul pada 9.000 tahun yang lalu, dan di Amerika 10.000 tahun yang lalu.
Pertanian selalu dimulai dengan dua tanaman utama, yang satu berupa sereal seperti gandum atau jagung, dan yang lainnya kacang-kacangan seperti buncis atau kedelai. “Sereal memberi Anda karbohidrat, dan kacang-kacangan memberi Anda protein,” kata Oliveira.
BACA JUGA:Siku Hitam Mengganggu Penampilan, Begini Cara Mudah Mengatasinya
Zeder mengatakan, tidak jelas mengapa pertanian baru dimulai pada saat itu. Namun tampaknya hal ini muncul pada awal Holosen, periode waktu saat ini yang dimulai sekitar 12.000 tahun yang lalu, setelah zaman es berakhir.
Pertanian muncul melalui berbagai faktor, termasuk kepadatan populasi manusia yang lebih besar pada saat itu dan kesesuaian tanaman dan hewan untuk peternakan. “Ini bukan faktor tunggal. Kepadatannya, ketersediaannya, budayanya," kata Zeder. Sumber: Live Science
Jumlah Petani di Indonesia
Hingga Februari 2023, data tenaga kerja dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sedikitnya ada 40,69 juta orang yang bekerja di sektor pertanian. Namun, jumlah tersebut tak hanya fokus pada profesi petani, tapi termasuk pekerjaan lain yang masih berkaitan dengan sektor pertanian.
Lalu, ada berapa jumlah petani yang terdata pada 2013 lalu?
Mengutip data Sensus Pertanian 2013 oleh BPS, jumlah petani di Indonesia mencapai 31,7 juta orang. Petani di Indonesia masih didominasi oleh petani laki-laki, yakni sebanyak 24,36 juta orang atau 76,84 persen, sedangkan petani perempuan 7,34 juta orang atau 23,16 persen.
BPS juga mengemukakan, dominasi laki-laki di sektor pertanian terjadi pada seluruh subsektor. Persentase terbesar terdapat di subsektor perikanan kegiatan penangkapan ikan yang mencapai 93,72 persen dan paling sedikit di peternakan sebesar 75,18 persen.
BACA JUGA:Pengajuan KUR BRI Ditolak? Jangan Kecewa Dulu, Perhatikan 7 Hal Ini