Kunci ketiga adalah menghargai hubungan antarmanusia, terutama dengan keluarga. Menurutnya, keluarga adalah tempat berkumpulnya kasih sayang dan cinta kasih. "Bagaimana bisa menikmati nikmat meja makan itu kalau main handphone sambil makan? Apa sih yang kita cari dalam kehidupan dunia ini?" ujarnya.
Seorang Yatim yang Fakir
Uwais Al-Qarni adalah seorang pemuda dari Yaman yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW. Uwais bukan orang yang kaya, melainka n hanya seorang fakir dan yatim yang hanya hidup berdua dengan ibunya yang lumpuh dan buta.
BACA JUGA:Sering Disepelekan, Berikut Arti Kedutan di Tubuh, Ada Pertanda Bakal Dapat Uang
Sehari-hari, Uwais hidup dengan mengandalkan penghasilannya dari menggembala domba. Hasil yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan ibunya. Sedangkan apabila ada kelebihan, terkadang ia gunakan untuk menolong tetangganya yang juga kesusahan.
Selebihnya Uwais sering berpuasa. Hidupnya hanya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT dan berbakti kepada ibunya, karena ayahnya sudah lama meninggal.
Uwais Datangi Nabi SAW
Uwais merasa sangat sedih setiap kali melihat tetangganya yang lepas pergi menemui Nabi Muhammad SAW. Ia belum pernah menemui beliau padahal dirinya sangat ingin bertemu. Namun, di saat yang sama ibunya tidak bisa ia tinggalkan.
Saking cintanya kepada Nabi Muhammad SAW, ketika ia mendengar ada yang melempari Rasulullah SAW hingga membuat giginya patah, Uwais turut mematahkan giginya dengan batu hingga patah.
Hal ini ia lakukan sebagai bentuk kecintaannya yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW yang bahkan belum pernah ia temui itu. Ia selalu bertanya-tanya, kapankah ia bisa bertemu dan memandangi wajah beliau dari dekat.
Akhirnya, pada suatu hari ia ungkapkan semua isi hatinya kepada ibunya dan meminta izin untuk bisa bertemu dengan Nabi Muhamamd SAW. Ibunya pun mengizinkannya untuk pergi ke Madinah.
BACA JUGA:2 Aplikasi Pinjol Resmi OJK Tanpa BI Checking Cair Cepat, Begini Cara Ceknya via Online
Ibunya berpesan kepada Uwais: “Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang."
Dengan hati yang sangat gembira, ia akhirnya tiba di Madinah. Di depan pintu rumah Nabi Muhammad SAW, ia mengetuknya. Setelah pintu dibuka, ternyata yang menyambutnya bukan Rasulullah SAW sendiri, melainkan Aisyah RA. Saat itu Nabi SAW sedang berada dalam peperangan sehingga beliau tidak bisa menemuinya.
Uwais sangat kecewa. Bahkan ketika sampai di rumah nabi ia belum juga bisa menemui beliau. Ia ingin sekali menunggu nabi pulang dari medan perang, namun ia teringat dengan pesan ibunya yang menyuruhnya segera pulang ketika sudah bertemu beliau.