Meriam Terbesar Kedua di Asia Ada di Bengkulu

Selasa 27-12-2022,15:46 WIB
Reporter : Anggi Noverdo
Editor : ahmad afandi

BENGKULU SELATAN, RBTV.COM – Pengandara yang melintas di Kota Manna, tepatnya di depan kantor Bupati Bengkulu Selatan, tentu penasaran dengan meriam besar di bundarannya.

Namanya meriam Honisuit. Ukurannya, panjang berat kaliber 7.10 meter, berat 2,2 ton, kaliber 19 cm, diameter pangkal 61 cm dan diameter ujung 30 cm.

BACA JUGA:Sejarah Fatmawati Menjahit Bendera Merah Putih

Senjata logam besi itu, buatan Inggris, dan merupakan peninggalan zaman penjajahan Jepang. Ceritanya, sekitar tahun 1942 meriam itu dibawa tentara Jepang melalui Pagaralam Sumsel, menjuju Kota Manna. 

Sebelum sampai di Kota Manna, dari berbagai literatur, disebutkan meriam Honisoit merupakan meriam buatan Inggris yang dibawa oleh Jepang dari Singapura dan masuk ke Indonesia, khususnya Bengkulu tahun 1942. Meriam ini berangka tahun 1901 dan berjenis meriam bumbung. Meriam Honisoit terbuat dari logam besi. Meriam itu terbesar kedua di Asia, dan terbesar di Asia Tenggara. 

Meriam raksasa ini pada pertama kali diletakkan di Kelurahan Belakang Gedung Kecamatan Pasar Manna, Bengkulu Selatan, dekat garis Pantai Pasar Bawah. Tujuannya, sebagai benteng pertahanan tentara Jepang dari musuh. 

BACA JUGA:Ini Destinasi Wisata di Bengkulu, Ada Pantai, Benteng dan Danau

Seiring berjalannya waktu, dan Indonesia berhasil merdeka, atas kesepakatan bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCB) disepakati tahun 2008, posisi meriam dipindahkan tepat di Bundaran Padang Panjang tepatnya di sekitaran Kantor Bupati Bengkulu Selatan. 

Kini meriam yang penuh sejarah itu tetap kokoh berdiri sebagai salah satu icon wisata Bengkulu Selatan, dan tak jarang banyak pengunjung yang datang untuk berfoto bersama.

BACA JUGA:Masakan Rahasia Kesukaan Ibu Fatmawati Soekarno, Ini Daftarnya

Pemkab Bengkulu Selatan terus menjaga situs sejarah ini. Karena jika dibiarkan meriam ini akan mengalami kerusakan akibat dimakan usia.  Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi mengatakan, setiap tahun sekitar lokasi meriam terus dilakukan perawatan. 

"Ini sebuah warisan sejarah yang harus dilestarikan, dan kita harus menjaga dan terus merawatnya, karena ini bisa menjadi simbol maupun icon Bengkulu Selatan yang mudah diingat oleh siapapun," kata Bupati Gusnan.(Anggi Noverdo)

Kategori :