"Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā."
Artinya: "Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."
7. Doa Terhindar dari Fitnah dan Kezaliman
Tidak bisa dipungkiri, bahwa semakin berkembangnya jaman dan teknologi, tidak hanya memberi dampak positif, namun juga dampak negatif.
Saat ini, teknologi telah sering kali dijadikan sebagai media untuk menyampaikan hal-hal negatif, termasuk fitnah yang merugikan seseorang.
Untuk itu, agar kita dapat terhindar dari fitnah-fitnah akhir zaman, berikut bacaan doa keselamatan yang bisa dipanjatkan kepada Allah SWT, meliputi:
رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Rabbanâ lâ taj‘alnâ fitnatal lil qaumidh dhâlimîn wa najjinâ birahmatika minal qaumil kâfirîn."
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang kafir.”
BACA JUGA:Suami Boleh Memukul Istri yang Sudah Kelewatan? Ini Kajian Menurut Ustadz Khalid Basalamah
8. Doa Keselamatan untuk Palestina
Agar masyarakat Muslim yang berada di negara Palestina bisa mendapatkan kemerdekaannya, kita tidak hanya melakukan ikhtiar melalui seruan dan penggalangan dana, tetapi juga dapat diperkuat dengan ikhtiar pelaksanaan Qunut Nazilah.
Qunut Nazilah diamalkan ketika umat Islam sedang menghadapi persoalan keamanan, pertanian, bencana alam, bencana kemanusiaan dan lain sebagainya.
Berikut doa yang dibaca oleh Sayyidan Umar dan Ibnu Umar:
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
"Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk.