Pada sistem tumbang serempak, persiapan lahan dan pengolahan tanah bisa dilakukan secara intensif. Dengan demikian, serangan hama kumbang tanduk maupun penyakit pada tanaman sawit bisa diantisipasi. Sistem ini juga dapat membuat tanah berada pada kondisi ideal dan siap untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
2. Sistem Peremajaan Bertahan
Sistem peremajaan bertahan, para petani masih bisa mendapatkan penghasilan dari tanaman tua yang belum diremajakan. Akan tetapi, sistem peremajaan ini tidak cocok diterapkan jika lahan perkebunan sawit yang dimiliki tidak luas, misalnya pada pada kebun plasma atau swadaya.
BACA JUGA:Petani Sawit Wajib Tahu, Jenis Gulma dan Penggunaan Herbisida yang Tepat Untuk Tanaman Sawit
3. Sistem Underplanting
Sistem underplanting, peremajaan tanaman sawit bisa tetap mendapatkan hasil dari tanaman tua. Sehingga, sistem ini tidak akan memutus langsung pendapatan para petani. Sayangnya, sistem underplanting ini dapat membuat tanaman muda mengalami gangguan pertumbuhan dan memiliki risiko terserang OPT, seperti kumbang tanduk.
4. Sistem Tumpang Sari
Peremajaan dengan sistem tumpang sari merupakan sistem peremajaan yang dilakukan sambil mendapatkan alternatif penghasilan dari produksi tanaman sela. Sistem ini dapat membuat tanaman sawit muda tumbuh dengan baik tanpa gangguan dan mendapatkan suplai hara dari residu tanaman sela.
BACA JUGA:Agar Sawit Tumbuh Subur, Ini 4 Teknik Dasar yang Wajib Diketahui Saat Menanam Sawit
Itulah sekilas informasi mengenai langkah peremajaan sawit beserta jenis peremajaan yang bisa diterapkan
(Tim)