Mati rasa dan kesemutan juga umum terjadi setelah operasi plastik, sekaligus bisa menjadi tanda kerusakan saraf. Gangguan pada saraf umumnya bersifat sementara, tetapi dalam beberapa kasus bisa menjadi kerusakan saraf permanen.
BACA JUGA:Imaji Perusuh
4. Infeksi
Risiko infeksi luka operasi dapat dipicu oleh bakteri yang masuk saat atau setelah proses operasi. Namun, peluang infeksi luka operasi termasuk kecil.
Selulitis infeksi kulit dapat terjadi setelah operasi plastik. Dalam beberapa kasus, infeksi bisa bersifat internal dan parah, bahkan membutuhkan antibiotik intravena.
BACA JUGA:Armand GIGI Teriakan Perdamaian, dari Kepahiang untuk Indonesia
5. Hematoma
Hematoma adalah penggumpalan darah di luar pembuluh darah. Efek samping operasi plastik ini membuat area yang dioperasi bengkak dan memar.
Dalam beberapa kasus, hematoma bisa cukup besar untuk menyebabkan rasa sakit dan bahkan menghambat aliran darah yang melalui area terdampak.
BACA JUGA:'Joko Tingkir' Buat Hawa Kepahiang 'Panas'
6. Trombosis Vena Dalam dan Emboli Paru
Trombosis vena dalam adalah suatu kondisi gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah dalam, biasanya di kaki.
Saat gumpalan ini pecah dan berpindah ke paru-paru, kondisi ini dapat menjadi pulmonary embolism. Komplikasi operasi plastik ini relatif jarang terjadi. Namun, penggumpalan darah bisa berakibat fatal.
BACA JUGA:Goyang 'Sikok Bagi Duo' Buat Bupati dan Dewan Tak Tahan
Riset dari dalam Aesthetic surgery journal (2017) menyebutkan efek samping ini hanya mempengaruhi 0,09 persen dari semua pasien yang menjalani operasi plastik.
Selain itu, prosedur operasi plastik perut lebih berisiko menyebabkan trombosis vena dan emboli paru.