BACA JUGA:Mengenal Jamur Ganoderma Kelapa Sawit, Bisa Sebabkan Kematian Tanaman Kelapa Sawit
Asam lemak ini adalah komponen utama yang memberikan energi dalam biodiesel. Proses transesterifikasi mengubah asam lemak ini menjadi ester metil atau etil yang membentuk biodiesel.
Densitas energi dari biodiesel yang dibuat dari minyak kelapa sawit berkisar antara 35-37 MJ/L. Densitas energi ini setara atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa jenis biodiesel lainnya. Hal ini berarti bahwa biodiesel berbasis kelapa sawit dapat memberikan lebih banyak energi dalam jumlah volume yang sama.
BACA JUGA:Bingung Memilih Bibit Sawit Berkualitas? Ini Ciri-ciri Bibit Kelapa Sawit Unggul
Selain itu, rasio cetane dalam biodiesel berhubungan dengan kemampuan bahan bakar untuk menyala dalam mesin diesel. Biodiesel berbasis kelapa sawit biasanya memiliki rasio cetane yang baik, yang menunjukkan pembakaran yang lebih efisien dan efektif.
Produksi biodiesel berbasis minyak sawit dapat mengurangi emisi CO2 hingga 60% dibandingkan dengan bahan bakar diesel biasa. Ini memberikan kontribusi penting dalam memerangi perubahan iklim.
Dengan konversi yang efisien, minyak sawit dapat menghasilkan sejumlah besar biodiesel dan menjadikannya sumber yang menjanjikan bagi kebutuhan energi global.
BACA JUGA:Petani Sawit Wajib Tahu, Jenis Gulma dan Penggunaan Herbisida yang Tepat Untuk Tanaman Sawit
8. Produksi Plastik Biodegradable dengan Minyak Sawit
Bahan bakar fosil yang selama ini menjadi bahan baku utama plastik memiliki berbagai dampak buruk terhadap pencemaran lingkungan yang signifikan. Minyak sawit memegang peran penting dalam mencari solusi untuk permasalahan plastik berkat produksi plastik biodegradable.
Minyak sawit dapat diolah menjadi asam lemak dan gliserol yang bisa digunakan sebagai monomer dalam sintesis polimer. Polimer ini bisa membentuk dasar plastik biodegradable.
BACA JUGA:Agar Sawit Tumbuh Subur, Ini 4 Teknik Dasar yang Wajib Diketahui Saat Menanam Sawit
Minyak sawit dapat digunakan sebagai sumber karbon dalam proses fermentasi untuk menghasilkan dua jenis plastik biodegradable: PHA (Polyhydroxyalkanoates) dan PLA (Polylactic Acid).
Plastik biodegradable yang terbuat dari minyak sawit akan terurai dalam lingkungan alami, berbeda dengan plastik sintetis yang bisa bertahan selama ratusan tahun. Plastik biodegradable juga sesuai dengan regulasi dan standar lingkungan yang ada, sehingga membantu perusahaan memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka.
BACA JUGA:Mau Tanaman Sawit Subur dan Berbuah Lebat? Ini Panduan Memilih Bibit Unggul
9. Sebagai Bahan Pupuk dan Kompos