"Tidak percaya diri kemungkinan besar akan terasa lebih intens karena fondasi yang tidak aman sejak dini," kata Rubenstein.
Sebaliknya, luka batin karena sosok ibu juga bisa membuat seseorang menjadi kesulitan dengan karakter perfeksionisme, terutama karena trauma untuk melakukan kesalahan.
2. Kurangnya kesadaran emosional
Sosok ibu yang hadir secara penuh mampu mencerminkan perasaan anak, memberi validasi, dan membantunya mengelola masalah tersebut. Anak tidak perlu menekan perasaan negatif, karena mereka punya cara untuk mengelolanya.
3. Sulit menenangkan diri
Tanpa kesadaran bagaimana mengelola perasaan mereka, anak-anak bahkan yang sudah beranjak dewasa selanjutnya jadi sulit mengembangkan kemampuan untuk menenangkan diri.
Jika tidak dikendalikan dengan baik, mereka jadi mudah beralih ke hal-hal di luar diri sendiri untuk kenyamanan. Bukan tidak mungkin ini juga berdampak pada risiko yang mengarah pada hal-hal negatif.
BACA JUGA:Punya Anak Balita, Begini Cara Daftarnya untuk Dapat Bansos Rp 3 Juta per Tahun
4. Tidak mudah mempercayai orang lain
Seseorang dengan mother wound biasanya mengalami kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan positif, terutama karena tidak memiliki kesempatan belajar untuk percaya.
Tidak adanya rasa percaya ini membuat sulit untuk menjalani pertemanan dengan orang lain, termasuk juga untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
5. Tidak pernah merasa cukup
"Sering kali mother wound muncul sebagai perasaan yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Termasuk perasaan seperti tidak pernah cukup, emosi berlebihan, atau merasa kebutuhan orang lain lebih penting daripada kebutuhan diri sendiri. Sangat beragam," ungkap psikoterapis Kate O'Brien.
Menurut O'Brien, ketika seorang anak merasa tidak terhubung dengan orang tua khususnya ibu, dampaknya bisa mengarah pada perasaan tidak layak dicintai, tidak cukup baik, dan bahwa ada sesuatu yang salah dengan diri sendiri.