NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Trauma masa kecil bahkan tidak harus melibatkan pengalaman yang terjadi langsung pada anak. Melihat orang yang dicintai mengalami masalah kesehatan yang parah, misalnya, juga bisa sangat traumatis bagi anak-anak.
Trauma adalah respons tubuh ketika dihadapkan dengan peristiwa buruk yang dapat membahayakan kondisi fisik maupun mental. Trauma adalah kondisi yang umum terjadi dan bisa dialami oleh siapa saja. Kendati demikian, kondisi ini tetap memerlukan penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan efek berkepanjangan yang dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.
BACA JUGA:7 Jenis-Jenis Istirahat Bukan Hanya Tidur, Salah satunya Istirahat Mental
Berdasarkan penyebabnya, trauma dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu trauma akut, trauma kronis, dan trauma kompleks.
Trauma akut, yaitu jenis trauma karena peristiwa membahayakan yang terjadi satu kali, seperti kecelakaan atau bencana alam.
Trauma kronis, yaitu jenis trauma karena kejadian buruk yang terjadi secara terus-menerus, seperti bullying atau kekerasan dalam rumah tangga.
Trauma kompleks, yaitu jenis trauma yang disebabkan oleh beberapa kejadian traumatis.
BACA JUGA:5 Tanda Kamu Alami Trust Issue Alias Tak Percaya Orang Lain, Begini Cara Mengatasinya
Dilansir dari Psychology Today, sebuah studi yang dipublikasikan The Lancet Public Health menemukan bahwa pelecehan fisik, seksual, atau emosional, perceraian orang tua, kurangnya kasih sayang dari lingkungan sekitar, hingga kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di masa kecil dapat menimbulkan trauma sehingga memengaruhi kesehatan fisik, mental, dan sifat seseorang ketika dewasa.
Berikut beberapa ciri dari trauma masa kecil menurut studi berjudul Childhood Adversity and Adult Personality dan Adulthood Personality Correlates of Childhood Adversity.
BACA JUGA:Efek Mother wound, Peranan Bunda Sangat Vital Agar Anak Tak Mengalami Luka Batin
1. Individualis
Penelitian menunjukkan, seseorang yang tumbuh dengan trauma masa kecil cenderung memilih menjadi sosok yang individualis dan memilih berjuang sendiri untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian, mereka terlihat lebih mandiri, ogah untuk bersosialisasi, dan sering terlihat menyendiri bila dibandingkan dengan orang-orang lainnya.
2. Neurotisme
Neurotisme adalah sifat yang menunjukkan tingkat kestabilan emosi seseorang. Masa kecil yang buruk membuat seseorang berisiko mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya. Dengan demikian, mereka rentan mengalami depresi, khawatir, marah, panik, atau gangguan kecemasan.