Angin Segar Untuk Petani Sawit, Harga CPO di Pasar Dunia Menguat. Efek Ancaman Malaysia ke Uni Eropa

Senin 16-01-2023,05:20 WIB
Reporter : ahmad afandi
Editor : ahmad afandi

JAKARTA, BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Angin segar untuk harga TBS kelapa sawit mulai tampak. Tanda ini terlihat dari menguatkan harga CPO di pasar dunia pada sesi awal perdagangan Jumat (13/1). Menguatnya harga CPO tersebut, dampak dari ancaman Malaysia yang akan melarang ekspor CPO dan produk turunnya ke Uni Eropa.

 

Dikutip dari CNBC Indonesia, di Bursa Malaysia Exchange pada sesi awal perdagangan pukul 07:40 WIB harga CPO mulai merangkak naik ke 0,08% ke MYR 3.914 /ton.

BACA JUGA:Pupuk Mahal, Produksi Sawit Februari hingga Agustus Dikhawatirkan Turun

Sebelumnya pada Kamis (12/1) Malaysia mengancam tidak akan mengekspor CPO dan produk turunnya ke Uni Eropa sebagai protes diskriminasi kawasan tersebut terhadap komoditas CPO. Undang-Undang Uni Eropa yang baru akan mengatur pembelian/penjualan CPO secara ketat sebagai upaya untuk melindungi hutan. 

BACA JUGA:Karena Harga Pupuk Mahal, Harga Sawit Diprediksi Naik

Undang-Undang tersebut akan melarang minyak sawit dan komoditas lain dengan alasan deforestasi. Kecuali jika negara yang dimaksud seperti Malaysia dan Indonesia bisa menunjukkan komoditas kelapa sawit tidak termasuk dalam penyebab kerusakan hutan.

BACA JUGA:Tiga Alasan Harga Sawit Diprediksi Naik. Salah Satunya Karena Produksi CPO Turun

Lalu apakah Indonesia akan ikut jejak Malaysia yang menebar ancaman? Menteri Komoditas Malaysia Fadillah Yusof mengatakan Indonesia dan Malaysia masih terus mendiskusikan perihal undang-undang baru tersebut.

 

"Jika kita harus menggandeng ahli-ahli dari luar negeri untuk melawan balik langkah Uni Eropa maka langkah itu akan kita lakukan," tutur Fadilah yang  dikutip dari Reuters.

BACA JUGA:31 Kelompok Tani Bengkulu Usulkan Peremajaan Kebun Sawit, Ini Daftar Lengkapnya

Opsi lainnya, menghentikan ekspor ke Eropa dan fokus ke negara lain. Selama ini nilai ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa memang lebih besar dibanding Malaysia. Sepanjang Januari hingga November 2022, Uni Eropa mengimpor CPO dan produk turunannya dari Malaysia sebesar 1,33 juta ton dengan nilai MYR 7,4 miliar. Pembeli terbesarnya Belanda dan Italia.

BACA JUGA:PETANI SAWIT! BBM Nabati Mulai 1 Februari, Harganya Rp 4.000, Ini Cara Menanam yang Baik

Sedangkan Indonesia pada periode Januari sampai November 2022, pembeli terbesar Spanyol yang mengimpor CPO dari Indonesia 470.938 ton, disusul Italia 455.100 ton.

Kategori :