BERKILAU, Harga Emas Bisa Rp 2 Juta per Gram, Analisa Pakar Ini Ekstrem tapi Bikin Senyum

Senin 16-01-2023,10:05 WIB
Reporter : Tim Liputan

BACA JUGA:Jurusan Ini Berpeluang Besar Lolos Tes CPNS 2023, Cek Apakah Ada Jurusan Kamu?

Dengan asumsi kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (12/1/2023) Rp 15.366/US$, maka harga emas dunia jika dikonversi ke rupiah bisa mencapia Rp 1.976.334/gram.

Artinya, jika harga emas dunia menembus US$ 4.000/troy ons, maka harga emas batangan di dalam negeri bisa mencapai Rp 2 juta/gram. Sekali lagi, ini juga tergantung dengan kurs rupiah nantinya, serta supply-demand yang bisa membuat harganya lebih tinggi atau lebih rendah.

Seperti disebutkan Kiener salah satu yang akan mendongkrak harga emas dunia yakni The Fed yang akan memangkas suku bunganya di tahun ini.

BACA JUGA:Tes CPNS 2023, Tamatan 11 Prodi Ini Beruntung, Banjir Formasi

Pelaku pasar pun sudah melihat kemungkinan tersebut pasca rilis serangkaian data ekonomi.

Inflasi di Amerika Serikat yang terus menurun membuat pasar kini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunganya pada akhir 2023.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Februari dan Maret dengan probabilitas sebesar 94% dan 76%. Dengan proyeksi tersebut, puncak suku bunga The Fed berada di 4,75% - 5%.

BACA JUGA:Patin 2,6 Kilogram Dihargai Honda Revo Fit

Selain itu, perangkat yang sama menunjukkan The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada September dengan probabilitas sebesar 34%, begitu juga sebulan setelahnya. Sehingga di akhir tahun pasar melihat suku bunga The Fed berada di 4,25% - 4,5%.

Proyeksi tersebut bisa terjadi jika inflasi terus mengalami penurunan. Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di AS pada Desember 2022 dilaporkan tumbuh 6,5% year-on-year (yoy), jauh lebih rendah dari sebelumnya 7,1%. CPI tersebut juga menjadi yang terendah sejak Oktober 2021.

BACA JUGA:Formasi Prioritas CPNS 2023, Lewat 4 Jalur Ini Gampang Lulus

CPI inti yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan juga turun menjadi 5,7% dari sebelumnya 6%, dan berada di level terendah sejak Desember 2021.

The Fed sebenarnya menggunakan inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan moneter. Inflasi PCE ini biasanya dirilis pada akhir bulan, dan juga sudah menunjukkan penurunan.

Pada November, inflasi PCE tercatat tumbuh 5,5% (yoy) pada November tahun lalu, turun dari bulan sebelumnya 6,1% (yoy). Sementara inflasi PCE inti yang menjadi acuan utama The Fed, turun menjadi 4,7% (yoy) dari sebelumnya 5% (yoy) dan berada di level terendah sejak Juli 2022.

BACA JUGA:Lipangyu Warga Kerinci Diamankan, Ini Kasusnya

Kategori :