Merujuk pada website resmi pemerintah Provinsi Gorontali, tradisi walima di Gorontalo diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 saat Islam masuk ke Bumi Hulondalo. Tradisi diawali dengan dikili atau tradisi zikir di masjid At-takwa, masjid di tengah desa Bongo. Masyarakat akan menata kue-kue tradisional seperti kolombengi, sukade, wapili, dan telur rebus untuk dibentuk tolangga. Bentuk tolangga akan beraneka rupa mulai dari menara masjid dan kapal laut (perahu).
Mengikuti perkembangan zaman, makanan yang ditaruh dalam tolangga juga kini sudah beraneka ragam. Tolangga akan diarak ke masjid di mana tradisi dikili digelar kemudian dibagi ke masyarakat.
BACA JUGA:9 Mukjizat Nabi Musa, Selamat saat Sengaja Dihanyutkan di Sungai hingga Membelah Lautan
3. Grebeg Maulud
Tradisi Grebeg Maulud dirayakan di Yogyakarta dengan prosesi arak-arakan membawa makanan dan hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung. Prosesi arak-arakan gunungan akan dimulai dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju alun-alun utara dan berakhir di masjid Agung Kauman. Gunungan hasil bumi ini kemudian akan direbutkan
Tradisi yang dimulai pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I kemudian diramaikan dengan serangkaian acara seperti sekaten atau pasar malam. Sama seperti tradisi Maulid Nabi lainnya, Grebeg Maulud ini dilaksanakan dalam rangka mengucap syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Selain Keraton Ngayogyakarta, Grebeg Maulud juga digelar di Keraton Surakarta, Jawa Tengah.
BACA JUGA:Taubat Pernah Berbuat Zina, Ini Amalan untuk Menghapus Dosa Zina Penjelasan Gus Baha
4. Kuah Beulangong
Tradisi memasak kuah beulangong di meunasah dan masjid digelar setiap perayaan hari besar Islam Maulid Nabi. Merujuk pada website Provinsi Aceh, beulangong berasal dari nama belanga yang berarti kuali besar.
Warga akan memasak daging sapi, kambing atau kerbau dalam kuali besar yang dicampur dengan nangka dengan ramuan bumbu tradisional. Dibutuhkan kuali besar untuk memasak daging karena porsi yang dimasak juga akan dibagikan kepada banyak orang.
Meskipun sudah menjadi tradisi di banyak daerah, namun masih terjadi perbedaan pendapat terkait kapan sebenarnya Maulid Nabi mulai diperingati oleh umat Islam. Beberapa kalangan berpendapat bahwa Maulid Nabi pertama kali muncul pada zaman Shalahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1193 Masehi.
Shalahuddin mengatakan pelaksanaan acara Maulid Nabi diadakan untuk membangkitkan semangat jihad kaum muslimin. Kala itu, Shalahuddin dan umat Islam memang berada dalam kesulitan melawan pasukan tentara Salib.
BACA JUGA:Selain Mampu Menaklukan Angin, Ada 7 Mukjizat Nabi Sulaiman AS yang Diberikan Allah SWT
Meski demikian, pendapat tersebut juga masih menjadi diperdebatkan, karena tidak ditemukan catatan sejarah yang menetapkan bahwa Shalahuddin menjadikan Maulid sebagai bagian dari perjuangannya dalam Perang Salib.
Selain sejarah, perayaan Maulid Nabi juga memiliki beberapa nilai dan makna diantaranya: