NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM- Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul ditandai dengan menerima wahyu Surat Al-Alaq ayat 1-5 di Gua Hira. Pendapat terkuat meyakini bahwa hal tersebut terjadi pada 17 Ramadan 610 M ketika diusianya yang hampir mencapai 40 tahun, beliau banyak merenungkan situasi dari kaumnya dan menyadari bahwa banyak aspek dalam kehidupan mereka tidak sejalan dengan ajaran kebenaran.
Di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menerima wahyu dalam dua keadaan. Pertama, terdengar seperti suara lonceng yang berbunyi keras dan dikatakan bahwa ini cara paling berat bagi Rasulullah.
Kondisi tersebut mendorong Nabi Muhammad kerap mengasingkan diri dari masyarakat, dengan menghabiskan waktu di gua Hira di Jabal Nur. Di sana, beliau membawa serta bekal air minum dan roti gandum sebagai persiapan. Pengasingan diri ini memberinya kesempatan untuk merenungkan tentang kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya yang sempurna di alam semesta.
Selama masa introspeksi ini beliau menyadari bahwa masih banyak kaumnya yang masih terperangkap dalam keyakinan yang syirik. Meskipun menyadari keterpurukan mereka, pada saat itu beliau belum memiliki metode yang tegas yang harus diambil.
BACA JUGA:4 Orang Pertama yang Memeluk Islam, Begini Kisah Dakwah Nabi Muhammad dari Makkah hingga Madinah
Turunnya Wahyu Pertama Surat Al-Alaq 1-5
Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul ditandai dengan menerima wahyu Surat Al-Alaq ayat 1-5 di Gua Hira. Surat Al-Alaq ayat 1-5 merupakan ayat-ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Surah ini berjudul "Al-Alaq" yang berarti "segumpal darah", merujuk kepada kata "alaq" yang disebutkan dalam ayat kedua.
Turunnya wahyu pertama yang menandai kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW juga diceritakan Moenawar Khalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad dengan bersandar pada hadits yang bersumber dari Aisyah RA.
BACA JUGA:Kisah Malaikat Jibril Mencuci Hati Nabi Muhammad SAW dengan Air Zamzam Dalam Bejana Emas
Aisyah RA berkata, "Yang pertama sekali apa (wahyu) yang dimuliakan pada Rasulullah SAW itu adalah impian yang baik dalam tidur. Beliau tidak melihat impian itu melainkan terang cuaca datang seperti terang cuacanya waktu subuh. Kemudian kepada beliau rasa amat suka bersembunyi (menyendiri) dan beliau juga menyendiri di Gua Hira maka beliau ber-tahannuts di dalamnya, yaitu beribadah dalam beberapa malam yang berbilangan sebelum beliau kembali pulang kepada ahli keluarganya, dan bersedia untuk yang demikian itu kemudian beliau kembali kepada Khadijah lalu mengambil perbekalan yang seperti itu sehingga datanglah Haq (kebenaran), sedang beliau ada di Gua Hira. Maka datanglah malaikat kepada beliau lalu berkata, 'Bacalah!'
Beliau berkata, "Aku bukan pembaca."
Lalu Jibril memegang beliau, lantas memeluknya dengan sekeras-kerasnya sampai payahlah beliau, lalu Jibril melepaskan beliau lantas berkata, "Bacalah!"
Beliau kembali berkata, "Aku bukan pembaca."
Lalu jibril memegang beliau lantas memeluknya yang kedua kalinya sampai merasa payahlah beliau, lalu melepaskan beliau lantas berkata, "Bacalah!"