NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Broken home adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental anak menjadi depresi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental remaja, hal inilah yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai minat untuk berprestasi.
Istilah “Broken Home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orang tua tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di rumah. Orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak-anaknya di lingkungan masyarakat.
BACA JUGA:Waspada, Rasa Cemas Jadi Penyebab Utama Gangguan Mental di Kalangan Remaja
Pengalaman broken home bisa membuat anak mengalami trauma dan emosional. Anak akan menjadi anti-sosial, agresif, bahkan rentan melakukan kekerasan terhadap orang lain. Orang tua yang sering bertengkar hingga terjadi kekerasan, menyebabkan psikologis anak akan terganggu. Kondisi ini akan berdampak pada perkembangan psikologis anak.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan broken home adalah:
- Adanya masalah ekonomi yang kurang memenuhi keluarga, sehingga menyebabkan pertengkaran didalam rumah tangga.
- Terjadinya perceraian diantara kedua orang tua yang menyebabkan dampak psikologi terhadap anak yang biasanya mendapatkan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya, namun setelah terjadi perpisahan membuat anak merasa kesepian dengan keadaan ini.
- Sikap yang tidak dewasa dari orang tua terhadap masalah yang sedang dihadapi mereka, sehingga anak selalu menjadi korban dari pertengkaran kedua orang tuanya.
Dampak dari broken home sangat besar terhadap anak seperti kurangnya perhatian dan kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat anak mencari perhatian diluar rumah salah satunya dengan cara membuat kericuhan disekolah agar mendapat perhatian dari sekelilingnya.
Dampak psikis yang dialami oleh remaja yang mengalami broken home adalah, anak akan menjadi lebih pemalu, bahkan bisa mengalami depresi yang berlebihan yang dapat merajuk pada kesehatan mental.
1. Membenci Kedua Orang Tuanya
Karena kondisi mental yang masih sangat labil, dapat membuat anak-anak yang berada di dalam lingkungan broken home akan membenci kedua orang tuanya.
2. Kurangnya Kasih Sayang
Saat kondisi suami istri tidak lagi dalam hubungan yang harmonis, maka tentu saja akan memunculkan rasa egois dalam diri masing-masing yang lebih diutamakan. Jika tidak segera diatasi maka tentu saja anak menjadi korban yang paling utama.