Ini 5 Mitos Pola Asuh Anak yang Sudah Terbantah, Namun Masih Banyak yang Percaya
mitos pola asuh anak yang sudah terbantah--Foto: ist
NASIONAL, RBTVCAMKOH.COM - Ini 5 mitos pola asuh anak yang sudah terbantah, namun masih banyak yang percaya.
Saat akses internet belum ditemukan serta terbatasnya buku panduan mengenai parenting, orang tua lebih percaya dengan mitos parenting.
Orang tua mengenyam ilmu pola didik anak berdasarkan pengalaman mereka sendiri atau mereka peroleh dari generasi sebelum mereka.
BACA JUGA:Ini 9 Kebiasaan Orang Tua yang Memicu Perilaku Buruk pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu
Jadi, segala sesuatu yang mereka ajarkan kepada kita berasal dari apa yang mereka pelajari selama hidup mereka dengan kata lain disebut mitos parenting.
Meski pola parenting orang tua kita dulu cukup berguna dalam beberapa aspek, namun semua pola didik tersebut tak bisa lagi dipraktekkan di masa sekarang mengingat zaman berkembang semakin pesat, serta perspektif dan gaya hidup telah jauh berbeda.
BACA JUGA:Ini 10 Rekomendasi Buah yang Baik untuk Pertumbuhan dan Imunitas Anak, Jangan Asal Ya
Dulu, anak-anak hanya dibesarkan secara memakai insting atau naluri. Sementara itu, orang tua yang hidup di era sekarang mendidik anak dengan pengetahuan dan informasi yang lebih mutakhir, menyesuaikan dengan kondisi zaman.
Orang tua kita dulu mendidik anak-anak dengan bekal 'apa yang mereka tahu dan miliki', tetapi mereka masih sangat patuh pada aturan lama, yang seharusnya tak perlu dipraktekkan lagi di masa sekarang.
Mitos Pola Asuh Anak yang Sudah Terbantah
Ternyata, banyak dari mitos mengenai dunia parenting ini hanyalah nasihat yang tidak masuk akal. Tak jarang banyak 'resep' mengasuh anak yang membingungkan sampai membuat frustasi. Bahkan studi ilmiah pun membantahnya. Nah, melansir dari Psychcentral, kami meminta dua psikolog untuk berbagi mitos paling umum dan fakta tentang mengasuh anak saat ini.
BACA JUGA:Jangan Lupa Asupan Vitamin Anak, Ini 7 Rekomendasi Vitamin Untuk Mendukung Kecerdasan Otak anak
1. Mitos: anak tidak bahagia
Ada yang salah jika anak-anak tidak bahagia hampir sepanjang waktu atau dalam situasi tertentu, orang tua mulai khawatir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: