NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Muadzin atau orang yang mengumandangkan adzan mendapat tempat yang terhormat dalam Islam.
Dengan menyerukan panggilan sholat, seorang muadzin sudah mengingatkan umat muslim untuk menunaikan kewajibannya. Belum lagi dengan alunan suara yang merdu akan semakin mengingatkan umat kepada keagungan Allah SWT.
Belum lagi pahala yang didapati seorang muadzin. Seperti terbebaskan dari api neraka dan tidak merasa takut ketika terjadi kiamat.
BACA JUGA:10 Manfaat Masker Timun, Bisa untuk Mencerahkan Wajah, Cantik Alami Tanpa Boros
Adzan dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Ketika itu Bilal yang mendapat kehormatan untuk pertama kalinya mengumandangkan adzan. Berikut ini beberapa orang terpilih yang menjadi muadzin pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Dari Utsman bin Abi Al-Ash berkata, “Aku berkata, Wahai Rasulullah SAW ajari aku membaca Al-Qur’an dan jadikan aku pemimpin bagi kaumku, ‘Maka beliau bersabda, ’Ayomilah orang yang paling lemah diantara mereka, dan angkatlah seorang muadzin yang tidak meminta bayaran atas (jasa) adzannya itu” (HR. Ibnu Khuzaimah)
BACA JUGA:Simak Syarat dan Cara Daftar Tamtama TNI AL Gelombang I Tahun 2024, Lulusan SMP Bisa Ikut
Muadzin Nabi Saw ada empat orang. Dua berasal dari Madinah: Bilal bin Rabah adalah orang yang pertama kali mengumandangkan azan untuk Rasulullah SAW. Dan Amru bin Ummi yang buta. Satu orang di Quba, yaitu Sa’ad Al-Qurzh. Seorang lagi berada di Mekkah yakni Abu Mahzurah atau bernama asli Aus bin Mughirah Al-Jumahi.
Abu Mahzurah biasa membaca empat kali dalam azan dan dua kali dalam iqamah. Sementara bilal tidak melakukan tarji dan ia hanya membaca satu kali dalam iqamah. Imam asy-syafi’I dan penduduk Mekah berpegang kepada cara azan Abu Mahdzurah dan iqamah Bilal Abu Hanifah serta penduduk Iraq berpegang kepada azan ala Bilal dan iqamahnya Abu mahzurah.
Adapun Imam Ahmad, para ahli hadis ini dan penduduk madinah memilih azan dan iqamah yang melakukan adalah Bilal. Sedangkan Imam Malik berbeda dalam dua bacaan tidak mengulangi takbir dan tidak menggandakan lafadz iqamah. Dari Ibnu Umar berkata,
BACA JUGA:Persiapkan Dirimu, Ini Syarat hingga Panduan Pendaftaran Bintara TNI AL Gelombang I Tahun 2024
Rasulullah SAW memiliki dua muadzin, Bilal dan Ibnu Ummi Maktum Al-A’ma” (HR. Muslim)
Dalam satu masjid seorang imam atau takmir dapat memilih dua muadzin atau bahkan lebih. Sesuai dengan kebutuhan. Bilal dan Ibnu Ummi Makrum adalah muadzin Rasulullah SAW untuk masjid Nabawi di Madinah. Sementara Abu Madzurah, muadzin Rasulullah yang di Baitul Haram daerah Mekkah. Dan, Sa’ad Al-Qarazh adalah muadzin Rasulullah SAW daerah di Masjid Quba.
Sahabat Utsman bin Affan saat menjadi Khalifah memiliki empat muadzin. Karena pada masa itu masjid dibangun dengan luas untuk menampung umat yang semakin bertambah. Dan tentu saja karena pada waktu itu belum ada pengeras suara.
Oleh karenanya, dalam waktu yang sama pada satu masjid tersebut terdapat dua muadzin atau lebih dan mengumandangkan adzan secara serentak.