BACA JUGA:Katanya Beras Bulog Baik untuk Penderita Diabetes? Simak Ulasannya Berikut
Namun, mereka berada pada tempat yang berbeda. Seperti muadzin satu di penghujung sebelah kanan dan sisanya di sebelah kiri dan ujung-ujung yang lain.
Sekalipun adzan dikumandang oleh muadzin berbeda, muadzin iqamah tetap cukup satu kali saja.
Saat ini atau masa sekarang dalam satu masjid sekalipun berukuran besar cukup dengan satu muadzin.
Karena setiap masjid muadzin cukup satu tetapi dengan pengerasa suara yang diperbanyak. Ini tidak berarti bahwa menambah muadzin lebih dari satu untuk satu masjid itu dilarang.
Tetap saja akan diperbolehkan. Bahkan dianjurkan untuk masjid-masjid agung yang berkapasitas banyak dan aktivitasnya padat. Hal ini juga seperti yang dilakukan oleh sahabat Utsman bin Affan, untuk berjaga-jaga jikalau salah satu dari muadzinnya sedang udzur
BACA JUGA:Tanpa Semprotan, Begini Cara Alami Mengusir Nyamuk dari Dalam Rumah
Bilal bin Rabah r.a adalah petugas adzan pada masa Nabi. Bekas budak yang berkulit hiyam asal Afrika yang pernah disiksa karena mempertahankan keyakinannya itu mempunyai suara emas yang khas. Posisi sebagai muadzin semasa Nabi tak tergantikan oleh siapapun, kecuali saat perang saja atau saat keluar kota bersama Nabi.
Beliau hampir-hampir tidak pernah berpisah dengan Nabi, hingga Rasulullah menemui Allah Ta’ala wafat. Semenjak itulah Bilal r.a menyatakn diri tidak akan mengumandangkan adzan lagi.
Padahal ketika Khalifah Abu Bakar r.a memintanya untuk jadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu, Bilal berkata: “Biarkan aku jadi muadzin Nabi saja. Nabi telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi”
Sahabat Bilal RA, muadzin Nabi SAW tidak pernah sekali pun lupa kepada Baginda Nabi SAW. Selepas wafatnya Baginda Nabi SAW, Bilal tidak sanggup lagi untuk menjadi muadzin. Tidak sanggup lagi tinggal di Madinah, melihat tempat-tempat yang mengingatkan kenangan indah bersama Baginda Nabi SAW.
BACA JUGA:Oppo Reno 11 Jual Keunggulan Kamera Seperti SLR, Begini Spesifikasi Lengkapnya
Bilal pergi menjauhi Madinah menju Syam untuk berjihad dan menetap di daerah bernama Dariya. Bertahun-tahun Bilal meninggalkan Madinah. Suatu malam Bilal meninggalkan madinah. Suatu malam Bilal bermimpi bertemu dengan Nabi SAW.
Suatu Malam bilal akhirnya bermimpi bertemu Nabi Saw. Nabi SAW bersabda : “Hai Bilal apakah arti jauhmu ini? Tidakkah sudah tiba saatnya bagimu untuk menziarahku ”
Setelah bermimpi, Bilal terbangun dalam keadaan sedih. Bilal memutuskan untuk segera melakukan perjalanan menuju Kota Nabi.
Sampai di Madinah, Bilal langsung mendatangi pemakaman Nabi SAW. Di makam Nabi Bilal menangis disisinya dan mengusapkan wajahnya ke makam Nabi.