Pada tahun yang sama, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) didirikan dengan dukungan dari Liga Arab untuk memperjuangkan pembebasan Palestina. Yasser Arafat terpilih sebagai pemimpin PLO, badan konfederasi ini terdiri dari berbagai organisasi perlawanan yang berbeda, termasuk yang berideologi Islam, Kristen, komunis, dan lain-lain. Semua bersatu dengan misi utama membebaskan Palestina.
Pada tahun 1974, PLO berhasil membawa Palestina ke meja perundingan internasional dan menjadi satu-satunya organisasi non-pemerintah yang mendapatkan kesempatan untuk bersuara di depan Sidang Umum PBB.
Pada tahun 1976, PLO juga meraih keanggotaan penuh di dalam Liga Arab. PLO menjadi entitas non-pemerintah pertama yang diakui secara hukum internasional sebagai perwakilan Palestina.
BACA JUGA:Olahraga Jalan Kaki Ala Rasulullah SAW, Terbukti Bermanfaat Bagi Kesehatan
Salah satu momen penting yang dicapai oleh Yasser Arafat adalah ketika beliau menyepakati Perjanjian Oslo (Oslo Accord), yang ditandatangani di Gedung Putih AS. Kesepakatan damai pada tanggal 13 September 1993 ini mengakui PLO sebagai "perwakilan sah Palestina" yang juga diakui oleh Israel. Sebaliknya, PLO juga mengakui keberadaan Israel sebagai sebuah negara.
Perjanjian Oslo dianggap sebagai kesepakatan bersejarah setelah puluhan tahun perang antara Palestina dan Israel. Bersamaan dengan Perdana Menteri Yitzhak Rabin dan Presiden Shimon Peres dari Israel, Yasser Arafat menerima penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1994.
BACA JUGA:10 Manfaat Luar Biasa dari Olahraga Jalan Kaki, Cukup Lakukan 30 Menit Setiap Hari
Sejarah terbentuknya Palestina adalah cerita yang terjalin dengan konflik, kekerasan, dan upaya perdamaian yang belum tuntas hingga saat ini. Bangsa Palestina terus berjuang untuk mendapatkan hak-hak mereka di tengah-tengah kompleksitas politik dan permasalahan wilayah yang rumit di Timur Tengah.
Aziz Shadiq Ghaniy