Sama halnya dengan semua materi, molekul dari nitrogen dan oksigen juga bisa memuai jika dipanaskan. Ban yang merupakan komponen yang melakukan aktivitas rotasi terus-menerus, tentunya akan menimbulkan panas, apalagi jika ditambahkan dengan panas dari velg dan panas dari lingkungan sekitar. Gas atau udara yang ada di dalam ban juga akan terpengaruh oleh panas ini.
Molekul dari penyusun udara tentunya akan memuai. Dalam proses pemuaiannya, oksigen lebih cepat memuai daripada nitrogen. Konsekuensinya adalah, jika dalam ban tersebut terdapat banyak oksigen, maka volume udara dalam ban akan bertambah.
BACA JUGA:Lebih Irit, Begini Bocoran Yamaha Lexi 2024, Fiturnya Lebih Nyaman dan Aman untuk Wanita
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa ban memiliki pori-pori yang akan membuatnya bisa melepaskan molekul-molekul udara, tentunya akan melepaskan molekul-molekul oksigen yang volumenya bertambah dan memenuhi ban. Akhirnya, ban akan kehilangan tekanan udaranya saat suhu kembali normal dan molekul-molekul udara kembali menyusut ke volume normalnya.
Berbeda dengan oksigen, nitrogen yang lebih lambat proses pemuaiannya akan membuat tekanan udara yang hilang lebih lambat. Dari sini kita mendapatkan benang merah bagaimana perbedaan keduanya dalam urusan kestabilan tekanan udara. Semakin sedikit oksigen yang terkandung dalam udara yang dimasukkan dalam ban, maka akan semakin stabil tekanan udara dalam ban tersebut.
BACA JUGA:Gak Sabar Menunggu Tampilan Skutik Premium Honda PCX 160 Tahun 2024, Seperti Ini Bocorannya
4. Pengaruh pada Umur Ban
Oksigen dapat menyebabkan oksidasi pada material yang berkontak dengannya, tidak terkecuali karet ban. Efek yang jelas akan dirasakan adalah berkurangnya kemampuan elastisitas karet ban. Berbeda sekali dengan nitrogen yang tidak menyebabkan oksidasi pada material yang berkontak dengannya.
Selain itu, berdasarkan riset dari Ford Motor, dilakukan uji coba pada ban dengan diisi angin biasa (Nitrogen 78.09%, Oksigen 20.95%), N2/O2 50/50, 96% nitrogen (99.9% nitrogen diisikan pada ban yang masih ada anginnya), dan 99.9% nitrogen (99.9% nitrogen diisikan pada ban yang benar-benar kosong). Semua ban dipanaskan menggunakan oven pada suhu 600C selama 12 minggu.
BACA JUGA:Intip Spesifikasi Yamaha All New R15 ABS 2024, Tampil Lebih Ganas
Hasilnya, ban yang berisi angin biasa dan N2/O2 50/50 mengalami penuaan (tire aging) dan berkurang sifat elastisitasnya karena oksidasi pada minggu ke-3. Sedangkan untuk ban dengan konsentrasi nitrogen >95% hampir tidak mengalami perubahan sama sekali. Baru setelah 12 minggu ban dengan konsentrasi 96% nitrogen baru mengalami sedikit perubahan.
Dari riset tersebut, memberikan gambaran bahwa semakin sedikit oksigen yang terkandung dalam ban, berarti semakin awet umur ban. Bahkan untuk konsentrasi nitrogen 95% bisa dibilang tidak berubah sama sekali sampai 12 minggu. Hal ini juga bisa dikatakan sesuai dengan riset Bridgestone yang menyatakan bahwa anda bisa memperoleh semua manfaat penggunaan nitrogen pada ban dengan konsentrasi nitrogen 93 – 98%.
5. Keawetan Velg / Rim
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, oksigen bisa keluar dari ban dan bahkan nitrogen juga bisa hanya saja lebih lambat prosesnya. Masalahnya adalah saat oksigen keluar dari ban dan melakukan kontak dengan velg/rim akan menyebabkan oksidasi juga pada velg. Sedangkan untuk nitrogen meskipun keluar, tidak akan menyebabkan oksidasi pada alumunium atau besi yang notabonenya adalah material penyusun velg.
BACA JUGA:Motor Listrik Honda EM1 e Rilis Tahun 2024, Cek Spesifikasi dan Harganya