Empat Langkah Antisipasi Penyakit Leptospirosis
BACA JUGA:BRI Buka Lowongan Kerja, Syaratnya Belum Menikah, Pendaftaran Terakhir 14 Januari 2024
Leptospirosis:
1. Penyebab Leptospirosis
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.
Bakteri tersebut sewaktu-waktu dapat mengkontaminasi air dan tanah dalam beberapa bulan atau tahun. Beberapa hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi. Sementara itu, penyebaran bakteri Leptospira melalui beberapa hal, di antaranya:
Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri
Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri
Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri
Bakteri leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka. Baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek. Bakteri ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut dan saluran pencernaan.
Leptospirosis bisa menular antarmanusia seperti melalui ASI atau hubungan seksual. Namun kasus ini sangat jarang terjadi.
BACA JUGA:Tunggu All New Honda Vario 125 Tahun Depan, Kualitas Premium, Berkendara Semakin Nyaman
Leptospirosis banyak ditemui di negara tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Itu karena iklim yang panas dan lembab bisa membuat bakteri leptospira bertahan hidup lebih lama.
2. Gejala Leptospirosis
Dalam beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Tapi bisa muncul 1-2 minggu setelah terpapar penyakit.
Gejala dari penyakit itu bervariasi. Sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain seperti flu atau demam berdarah.