Hal tersebut bertujuan supaya Anda tidak kerepotan saat membayar cicilan nantinya.
Kemudian, Anda bisa menghitungnya dari pemasukan dan pengeluaran setiap bulan. Sebab, jika tidak memperhitungkan juga isi dompet, Anda bisa kesulitan untuk melunai cicilannya.
Sistem terbaik dan paling aman itu, yakni dengan menentukan jumlah cicilan per bulan yang tak melebihi 30 persen dari pendapatan bulanan. Di samping tak akan mempengaruhi arus kas pribadi, Anda pun tetap bisa memenuhi kebutuhan dasar sembari menyisihkan uang untuk ditabung.
BACA JUGA:Perbedaan KUR Super Mikro, Mikro dan Kecil di BSI, Dapatkan Pinjaman Hingga Rp 500 Juta
6. Lihat transparansi tenor dan biaya tambahan lain
Sekarang ini, banyak sekali penyedia pinjaman online yang memberlakukan sistem yang kurang transparan dan membebani.
Contoh sederhananya yakni, mereka menawarkan tenor rendah tapi dengan bunga tak masuk akal dan biaya tambahan lainnya.
Bahkan, banyak juga pinjol yang memberikan biaya tambahan transaksi dalam pembayaran utang. Mulai dari biaya administrasi, penalti, sampai denda keterlambatan.
Tambahan biaya pada transaksi pinjaman online ini jelas sangat membebani. Bahkan, umumnya kebijakan itu tidak disampaikan saat Anda ditawari layanan tersebut.
Maka dari itu, Anda perlu cek ulang secara lebih jeli mengenai tenor dan biaya tambahan yang ditawarkan.
BACA JUGA:Sayang Dibuang, Tandon Air Bocor Bisa Diperbaiki Tanpa Bantuan Tukang, Ini Cara Mudah Mengatasinya
7. Hindari Gali Lubang Tutup Lubang
Jangan membayar pinjaman dengan pinjaman baru untuk menghindari terlilit utang.
Sebab, cara tersebut bukannya membuat tagihan cepat lunas, namun justru menambah banyak tagihan yang bisa jadi makin sulit untuk kita lunasi.
Maka dari itu, jadikan membayar cicilan sebagai prioritas utama setelah menerima gaji.
8. Bayar cicilan tepat waktu