Risiko yang satu ini adalah risiko perubahan nilai investasi karena perubahan nilai bunga.
Biasanya produk yang imbalannya berupa bunga seperti obligasi dan pinjaman yang akan paling terpengaruh karena tingkat suku bunga yang naik.
BACA JUGA:Jangan Asal Investasi, Ini 6 Aplikasi Reksadana yang Terdaftar di OJK Biar Aman dan Untung
Kenaikan suku bunga biasanya berbanding terbalik dengan harga obligasi yang turun.
3. Risiko inflasi
Merupakan risiko yang menyebabkan nilai investasi saat ini menjadi lebih kecil dimasa depan karena terdapat inflasi atau perubahan daya beli masyarakat.
4. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas dapat diartikan sebagai risiko yang terjadi karena perusahaan atau individu tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan dalam jangka pendek karena tidak dapat mengubah aset yang dimiliki menjadi uang tunai.
BACA JUGA:Simulasi Kredit Mitsubishi L300 Tenor 60 Bulan , Cicilan Hanya Rp5 Jutaan, Cocok untuk Mobil Usaha
5. Risiko valas
Risiko valas atau nilai tukar mata uang merupakan risiko investasi yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing.
Secara mudah, risiko investasi yang satu ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing atau negara lain.
6. Risiko negara
Risiko negara atau risiko politik terjadi akibat kondisi politik negara dan juga berkaitan dengan sejumlah perubahan ketentuan perundang-undangan yang dapat menyebabkan penurunan pendapatan.
BACA JUGA:6 Cara Investasi di Reksadana Syariah dan 7 Keuntungan Finansial Sesuai Prinsip Keuangan Islam
Ini sebabnya, untuk para investor yang ingin menanamkan modal di luar negeri, sebaiknya perlu meneliti atau mengetahui bagaimana kondisi politik di negara tersebut.