BACA JUGA:Pertalite akan Dihapus! Ternyata ini Alasan Kuat Pemerintah Ingin Menghapus Pertalite
Namun, Allah dalam kebijikannya telah menghalalkan umat-Nya untuk melakukan hubungan badan di malam hari selama bulan Ramadhan. Dalam firman-Nya, Allah berfirman:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (QS. Al Baqarah: 187)
Dari ayat di atas, terlihat bahwa Allah telah memperbolehkan hubungan badan di seluruh malam bulan Ramadhan. Artinya, boleh melakukan hubungan seks sepanjang malam, termasuk di sepuluh hari terakhir.
2. Rasulullah memperbanyak ibadah di 10 malam terakhir Ramadhan
Meskipun berhubungan seks pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan diperbolehkan, namun ada baiknya umat Muslim tetap disibukkan dengan ibadah di malam hari untuk berusaha menggapai Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi contoh dengan memperbanyak ibadahnya saat sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Bahkan, Beliau sampai menjauhi istri-istrinya dari berhubungan intim dan mendorong keluarganya untuk melakukan ketaatan pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. 'Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan:
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari hubungan badan), menghidupkan malam-malam tersebut, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024; Muslim, no. 1174)
Beberapa ulama menjelaskan bahwa 'mengencangkan sarung' dalam hadis tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah meninggalkan hubungan badan, bahkan menghindari tempat tidur dengan memisahkan diri dari istri-istrinya, dan lebih fokus untuk beribadah.
3. Hukum berhubungan seks di malam Lailatul Qadar
Meskipun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan dan menjauhi hubungan badan, hal ini tidak mengindikasikan larangan melakukan hubungan suami istri pada malam-malam tersebut.
Dalam ajaran Islam, tidak ada larangan khusus untuk melakukan hubungan intim pada malam Lailatul Qadar.
Sebagian ulama menegaskan bahwa fokus Rasulullah pada ibadah di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan adalah sebagai contoh bagi umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dalam rangka meraih keutamaan Lailatul Qadar.