Dari uraian Imam An-Nawawi ini menjadi sangat jelas, hukum mengeraskan suara dalam shalat jahriyah bagi imam perempuan adalah diperinci.
Sunnah mengeraskan suara dalam shalat jahriyah bila di dekat tempat shalatnya ti dak ada lelaki nonmahram, dan tidak sunnah mengeraskan suara bila ada lelaki nonmahram.
BACA JUGA:Apakah Sholat Taubat Harus Tidur Terlebih Dahulu? Begini Penjelasannya
Yang perlu dicatat, maksud hukum tidak sunnah mengeraskan suara dalam shalat jahriyah bagi wanita yang shalat di dekat lelaki nonmahram adalah hukum makruh. Dalam hal ini Imam Ar-Ramli menjelaskan:
وأفتى به الوالد رحمه الله تعالى فقد صرحوا بكراهة جهرها بها في الصلاة بحضرة أجنبي وعللوه بخوف الافتتانArtinya, “Al-Walid Syihabuddin Ar-Ramli telah memfatwakan tidak haramnya perempuan mengeraskan suara bacaan Al-Qur'an di dalam dan di luar shalat. Karena ulama telah terang-terangan menghukumi makruh suara keras bacaan Al-Qur'an perempuan di dalam shalat di hadapan lelaki nonmahram.
Mereka bergumen dengan kekhawatiran adanya fitnah lelaki nonmahram itu tergoda suaranya.” (Syamsuddin Muhammad bin Abil Abbas Ahmad Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, [Beirut, Darul Fikr: 1404 H/1984 M], juz I, halaman 408).
BACA JUGA:Ini Orang yang Pertama kali Keluar dari Neraka dan Masuk Surga
Cara sholat berjamaah bagi bagi perempuan dilakukan sama halnya dengan tata cara salat berjamaah pada umumnya.
Seorang imam melakukan salat dengan posisi lebih depan ketimbang makmum dan memimpin jalannya ibadah salat.
BACA JUGA:Ada 4 Golongan Orang yang Dirindukan Surga! Siapakah Mereka? Apakah Kamu Golongan Tersebut
Sementara tata pelaksanaan salat berjamaah bagi wanita dilakukan dengan tuntunan sebagai berikut:
1. Takbiratulihram.
2. Membaca doa iftitah.
3. Membaca surah Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat.
4. Rukuk.