Benarkah Perempuan Menjadi Penghuni Neraka Terbanyak? Berikut Ulasannya

Rabu 27-03-2024,16:11 WIB
Reporter : Tianzi Agustin
Editor : Purnama Sakti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Benarkah perempuan menjadi penghuni neraka terbanyak? Berikut ulasannya.

Tidak jarang, perempuan dihadapkan pada narasi agama yang menempatkannya dalam posisi yang merugikan, seperti persepsi yang menyatakan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah perempuan. 

Namun, apakah benar perempuan mendominasi penghuni neraka? Artikel ini akan mengupas kebenaran di balik pernyataan tersebut, membawa kita untuk memahami pandangan yang lebih komprehensif mengenai perempuan dalam konteks agama. 

BACA JUGA:Bolehkah Baca Yasin saat Haid? Begini Penjelasannya agar Tidak Salah

Terlahir sebagai perempuan seharusnya dipandang sebagai anugerah luar biasa dari Sang Pencipta, namun, realitanya, banyak persepsi negatif yang menimpa perempuan, membuatnya sering merasa di bawah dan terbebani oleh stigma yang tidak adil. 

Bahkan, dalam zaman jahiliyah di tanah Arab, fenomena menyedihkan muncul di mana bayi perempuan sering kali dibuang atau dikubur oleh orang tua mereka hanya karena dianggap sebagai beban.

Penghuni neraka yang didominasi perempuan sebetulnya berasal dari suatu hadis yang tersebar dan banyak dibahas oleh beberapa pihak, berbunyi.

BACA JUGA:Syarat Pinjaman Blu BCA Tanpa Agunan, Ini Simulasi Cicilan Pinjam Uang Rp 3 Juta

“Dari Abu Said al-Khudriy r.a., berkata: Rasulullah SAW keluar pada suatu hari raya, Idul Adha atau Idul Fitri, masuk ke masjid, lalu bertemu para perempuan. Nabi SAW, berkata kepada mereka: “Wahai para perempuan, ayo sedekah (agar kalian tidak masuk neraka), karena aku pernah diperlihatkan bahwa kalian banyak yang masuk neraka. Para perempuan bertanya: Mengapa demikian (banyak dari kami yang masuk neraka)? Nabi SAW menjawab: “Karena kalian sering melaknat dan tidak berterimakasih atas (kebaikan) pasangan.” (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Haidh, no. 305)

Secara tekstual, hadis di atas terkesan sangat misoginis, namun ada cara pandang yang berbeda dari Abdul Halim Abu Syuqqah. Abu Syuqqah menganalisa bagaimana konteks hadis tersebut ada. 

Hadis tersebut turun sebagai  peringatan Rasulullah SAW kepada kaum perempuan penduduk Madinah atau Anshor yang kebanyakan penduduknya adalah kaum perempuan. 

BACA JUGA:Cara Pinjam Uang di Livin Mandiri, Bisa Ajukan Dana Rp 2 Juta Langsung Cair, Lengkapi 6 Persyaratannya

Karena, interaksi yang cukup lama antara kaum Anshor dan Muhajirin, kaum perempuan Muhajirin sedikit demi sedikit terpengaruh oleh budaya kaum perempuan Anshor.

Di mana perempuan Muhajirin, berani mendebat suami mereka. Sedangkan ketika di Makkah, kaum perempuan Muhajirin selalu tunduk & patuh kepada suaminya. 

Adapun dari penjelasan lain, perempuan kala itu banyak melakukan laknat karena dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu rutinitas sosialnya dan aktifitas sosialnya. 

Kategori :