Mbah Benu Imam Masjid Aolia Gunung Kidul yang Mengaku Telepon Allah, Ternyata Berdarah Biru

Senin 08-04-2024,13:58 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

BACA JUGA:Angsuran Pinjaman BRIguna Karya Rp 30 Juta, Cek Rincian Bunganya, Solusi Kredit Tanpa Agunan

Ayah Mbah Benu, KH Sholeh bin KH Abdul Ghani bin Kiai Yunus, adalah seorang guru ngaji yang terkemuka. Ia memberikan pengajaran mengaji kepada Mbah Benu sejak masa kecilnya di Purworejo. 

Ayahnya sendiri merupakan lulusan dari berbagai pesantren besar di Jawa dan Madura, seperti Krapyak, Termas, Lirboyo, dan Madura. Bahkan, ia adalah salah satu murid dari Mbah Kholil Bangkalan, Madura. 

Mbah Benu memutuskan untuk keluar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) meskipun sudah mendekati gelar dokter.

Keputusannya ini didasari oleh prinsip moral yang kuat, di mana ia tidak ingin menggunakan uang dari orang sakit, menderita, atau yang sudah meninggal untuk membiayai pendidikannya.

BACA JUGA:Bayar Zakat Fitrah dari Harta Haram Korupsi? Ini Hukum dan Penjelasan Lengkap Fatwa MUI

Selain itu, Mbah Benu juga memiliki pandangan bahwa ilmu kedokteran dapat menimbulkan kemusyrikan, sehingga ia memilih untuk meninggalkan bidang tersebut.

Meskipun demikian, Mbah Benu telah menguasai berbagai aspek ilmu kedokteran, termasuk teknik suntik, diagnosis, terapi, dan bahkan melakukan operasi kecil-kecilan, selain kemampuan spiritual yang dimilikinya. 

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ia meninggalkan pendidikan formal dalam bidang kedokteran, Mbah Benu tetap memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang luas dalam hal tersebut.

Mbah Benu dikenal menggunakan pendekatan budaya dalam mendekati masyarakat Jawa yang masih mempraktikkan sinkretisme.

BACA JUGA:Ini Penyebab Tiket Kapal Merak-Bakauheni Habis Menjelang Hari Lebaran, Menhub Minta Maaf

Dia adalah tokoh yang memiliki keilmuan yang integratif, tidak hanya menguasai ilmu agama seperti Alquran, hadis, fikih, dan tasawuf, tetapi juga memiliki pengetahuan dalam bidang-bidang lain seperti pertanian, perikanan, lingkungan hidup, bela diri, dan bahkan hal-hal yang berhubungan dengan dimensi spiritual. 

Pada tahun 1984, Mbah Benu bersama masyarakat mendirikan Masjid Aolia di sisi petigaan Giriharjo, Panggang.

Masjid ini dibangun dengan ornamen klasik yang menyerupai bangunan dari abad ke-19, menciptakan kesan seolah-olah telah berdiri sejak zaman tersebut. Lokasinya berada di seberang jalan arah Parangtritis.

Mbah Benu memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat yang tergabung dalam jemaah Aolia. Mayoritas anggota jemaah berasal dari wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

BACA JUGA:Khusus Nasabah BCA, Nikmati Layanan BCA PayLater Hingga Rp 20 Juta Bunga Cuma 2 Persen, Ini Caranya

Kategori :