Mbah Benu Imam Masjid Aolia Gunung Kidul yang Mengaku Telepon Allah, Ternyata Berdarah Biru

Senin 08-04-2024,13:58 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Mbah Benu imam Masjid Aolia Gunung Kidul yang mengaku telepon Allah, ternyata berdarah biru.

Sosok KH Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo, yang akrab dipanggil Mbah Benu, telah menyita perhatian publik dengan klaim kontroversialnya yang viral di media sosial.

Dalam pernyataannya, dia menyebut bahwa dia "menelepon" Allah SWT untuk menentukan 1 Syawal 1445 H, yang menandai Hari Raya Idul Fitri 2024. Pengikutnya, yang merupakan jemaah Aolia di Gunungkidul, DIY, telah merayakan Lebaran 2024 pada Jumat (5/4/2024), lima hari lebih awal dari umat Islam lainnya, dengan melaksanakan Salat Idul Fitri.

BACA JUGA:Selain Pengakuan Nyeleneh Teleponan Dengan Allah, Mbah Benu Dipercaya Bisa Berkomunikasi Dengan Mahluk Halus

Kontroversi seputar pernyataannya membuat Mbah Benu kemudian memberikan klarifikasi, menjelaskan bahwa istilah "menelepon" Tuhan sebenarnya merujuk pada perjalanan spiritualnya dan kontak batin dengan Allah SWT. Klarifikasi ini dipublikasikan melalui akun @merapi_uncover pada Sabtu (6/4/2024).

Mbah Benu adalah seorang tokoh yang menjadi Mursyid atau guru bagi jemaah Aolia. Informasi yang didapat dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Mbah Benu lahir di Pekalongan pada Sabtu Pon tanggal 28 Desember 1942, dan dibesarkan di Solotiang, Maron, Purworejo.

Setelah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, ia kemudian menetap di Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, sejak tanggal 27 Juli 1972.

BACA JUGA:Alasan Anak Ridwan Kamil Lepas Kerudung, Mengaku Telah Melalui Banyak Pertimbangan dan Diskusi dengan Keluarga

Mbah Benu adalah seorang kiai independen yang tidak terlibat dalam urusan politik atau partai politik. Namun, ia menjadi tokoh yang sangat dihormati dan dihargai dalam komunitasnya karena perannya sebagai Mursyid atau guru spiritual bagi jemaah Aolia.

Gelar "Raden" yang tersemat pada nama lengkap Mbah Benu, yaitu Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo, menunjukkan adanya bahwa Mbah Benu memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga bangsawan atau keluarga kerajaan di Jawa.

Gelar ini memiliki sejarah panjang dalam budaya Jawa dan sering kali diberikan kepada mereka yang memiliki kedudukan atau keturunan terhormat dalam masyarakat tradisional Jawa.

BACA JUGA:Cara Pengajuan BRIguna Umum, Suku Bunga Pinjaman Rendah, Limit Tak Terbatas

Penggunaan gelar "Raden" secara tradisional dapat menunjukkan status atau kehormatan tertentu dalam masyarakat, dan sering kali disematkan kepada mereka yang dianggap memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga bangsawan atau kerajaan. 

Mbah Benu merupakan keturunan "berdarah biru" dari Purworejo. Istilah "berdarah biru" biasanya digunakan secara metaforis untuk menyatakan keturunan bangsawan atau terhormat.

Dalam kaitan Mbah Benu berdarah biru, hal ini menggambarkan bahwa ia berasal dari keluarga yang memiliki keturunan terhormat atau terpandang di Purworejo.

Kategori :