Artinya: "Aku niat mandi Idul Fitri, sunah karena Allah ta'ala."
2. Setelah itu, mulailah dengan membasuh seluruh tubuh dengan air bersih dari atas sampai ke bawah, kanan dan kiri.
3. Pada basuhan pertama, melafalkan niat mandi sunnah Idul Fitri dari dalam hati.
4. Ketika membasuh tubuh dengan air, utamakan pada anggota tubuh bagian kanan, lalu berlanjut ke bagian kiri.
5. Bersihkan juga area bagian lipatan tubuh, pastikan agar seluruh tubuh terkena air.
6. Langkah terakhir, lakukan mandi seperti biasa yakni menggosok badan dengan sabun, keramas, cuci muka, dan gosok gigi.
7. Mandi sunah Idul Fitri dapat dilakukan sebelum atau setelah salat subuh pada pagi atau mulai tengah malam memasuki hari Idul Fitri. Hal ini sebagaimana penjelasan Syekh al-Baijuri dalam kitabnya Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al- Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi 'ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja' (Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiyyah, 1999) Cetakan 2, Juz I, hal. 153 sebagai berikut:
ويدخل وقت هذا الغسل بنصف الليل
Artinya, "Waktu masuknya mandi sunnah (Idul Fitri/Idul Adha) adalah pada tengah malam."
BACA JUGA:Keutamaan Membaca Takbir saat Idul Fitri, Salah Satunya Dapat Mendatangkan Banyak Pahala dan Rezeki
Mandi keramas atau mandi wajib merupakan salah satu perisapan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri.
Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, sahabat Al Faakih bin Sa'ad RA, yang menyatakan:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَيَوْمَ عَرَفَةَ وَكَانَ الْفَاكِهُ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالْغُسْلِ فِى هَذِهِ الأَيَّامِ.
Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mandi di hari Idul Fitri, Idul Adha dan hari Arafah. Dan Al Faakih sendiri selalu memerintahkan keluarganya untuk mandi pada hari-hari itu.
Hadis lain dari Ibnu 'Abbas RA juga mengatakan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى.