NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Dua lokasi di Bengkulu yang pernah simpan harta karun yang hasilkan jutaan ton emas, masih ada?
Indonesia rasanya pantas mendapat julukan kepingan surga tersembunyi yang memiliki kekayaan tiada tara.
Begitulah Indonesia, negara kita ini begitu indah luar biasa.
Belum lagi jika melihat banyaknya kekayaan yang melimpah. Berbicara mengenai kekayaan mineral, apa sih yang tidak dimiliki Indonesia? Semuanya terhampar di bumi pertiwi ini.
Bahkan jika kamu mencari uranium sekalipun, Indonesia ternyata juga menyimpannya. Apalagi emas-emas yang begitu melimpah di Tanah Air.
BACA JUGA:Bengkulu Kaya Raya! Simpan Harta Karun Emas Murni Melebihi Papua, Ternyata di Sini Lokasinya
Masih soal emas, ternyata tidak hanya Papua saja lho yang memiliki kandungan emas melimpah, seperti di Bengkulu.
Dua Lokasi di Bengkulu yang Pernah Simpan Jutaan Ton Emas
1. Kabupaten Lebong (Tambang Lebong Donok)
Penambangan emas di bumi Indonesia berkembang sejak era kolonial Belanda. Pada 1850, pemerintah Hindia Belanda membentuk badan pengelolaan dan penyelidikan geologi yaitu Dienst van het Mijnwezen di Batavia.
Melalui badan ini, wilayah penyelidikan geologi dan mineral diperluas ke seluruh pelosok Nusantara. Pada masa ini, tambang emas yang pertama kali beroperasi yaitu Lebong, yang kini menjadi bagian dari Provinsi Bengkulu. Pegunungan Rejang yang meliputi wilayah Lebong menarik perhatian.
BACA JUGA:Coba Ajukan KUR Pegadaian Syariah 2024, Bunga Ringan Bisa Pinjam Rp 10 Juta, Simak Tabel Angsurannya
Tambang Lebong Donok, Bengkulu pada tahun 1899 dan tambang Lebong Tandai, Bengkulu sekitar tahun 1906-1910 yang kemudian disusul oleh tambang lainnya, seperti Simau (1910), Mangani (1913), Salida ( 1914), Lebong Simpang (1921), dan Tambang Sawah (1923).
Penelitian berjudul Eksplorasi dan Eksploitasi Penambangan Emas Lebong Donok (Bengkulu) Tahun 1897-1942 menyebut daerah eksplorasi bijih emas di Lebong Donok merupakan ekplorasi dari Eugene Kassel. Sosok ini menemukan aktivitas penambangan dari sosok warga setempat bernama Haji Ismael.
Setelah itu, proses ekplorasi dilakukan perusahaan swasta Belanda bernama Minjbouw Maatschappij Redjang Lebong mulai tahun 1897.