Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
يوشك الفرات أن يحسر عن جبل من ذهب فمن حضره فلا يأخذ منه شيئاً
“Sungai ini akan mengering menjelang kiamat. Muncullah pegunungan emas yang hanya menimbulkan kekacauan. "Siapa yang menghadirinya, janganlah mengambilnya sedikit pun," kata Rasul bertitah.
Namun, air sungai Eufrat yang mengering hanya salah satu dari banyak tanda-tanda kiamat yang diramalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Di luar itu, Al-Qur'an dan hadis juga menyebutkan berbagai tanda-tanda kiamat yang lain.
Tentang kapan datangnya kiamat, hanya Allah SWT yang memiliki pengetahuan mutlak. Tidak ada yang mengetahui waktu pastinya, baik Rasulullah SAW, malaikat, maupun makhluk lainnya.
BACA JUGA:Kapan Bansos PIP Tahap Dua 2024 Cair? Ini Jadwal dan Cara untuk Melakukan Pencairan
Mengenai kondisi sungai Eufrat di zaman modern, kita perlu memperhatikan penyebab airnya yang mengering dan memperlihatkan dasarnya.
Sungai Eufrat, sungai legendaris yang menjadi simbol peradaban kuno, merupakan sungai terbesar di Asia Barat Daya dengan panjang sekitar 2.781 kilometer. Lebih dari 30 persen cekungannya berada di Turki, dan sekitar 94 persen airnya berasal dari dataran tinggi Turki.
Bagian hulu sungai Eufrat memiliki ngarai-ngarai curam, sementara bagian tenggara melintasi wilayah Suriah dan Irak. Pada masa lampau, lembah sungai ini digunakan sebagai jalur irigasi yang vital.
Dalam perspektif Islam, beberapa hadis menyinggung tentang harta yang tersembunyi di gunung di dasar sungai, yang diprediksi akan menjadi penyebab perselisihan dan perang di masa depan.
BACA JUGA:Perburuan Harta Karun di Kapal Flor de la Mar Rp 34,6 Triliun yang Tenggelam di Selat Malaka
Oleh karena itu, ditekankan bahwa siapapun yang mendatangi tempat tersebut sebaiknya tidak mengambil apapun dari situ, sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan konflik yang dapat timbul.
Sejak beberapa tahun belakangan, berbagai pemberitaan yang bersumber dari NASA telah melaporkan bahwa Sungai Eufrat mengalami penurunan drastis dalam debit airnya. Data menunjukkan bahwa dari tahun 2003 hingga 2010, debit air sepanjang sungai ini telah menyusut sebanyak 144 juta kilometer kubik.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan Sungai Eufrat mengering adalah proyek pengembangan Anatolia wilayah selatan (GAP), yang merencanakan pemanfaatan air Sungai Eufrat dan Tigris untuk mengairi sekitar 1.7 juta hektar tanah dengan membangun 22 dam dan 19 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
BACA JUGA:Investasi Bodong di Bengkulu, Korban Ratusan Mahasiswa dengan Total Kerugian Rp 20 Miliar
Dengan adanya proyek ini, aliran air Sungai Eufrat terganggu secara signifikan, menyebabkan berkurangnya volume air yang mengalir.