Dalam Islam tidak ada istilah mengenai hari buruk dan hari baik. Semua hari adalah sama.
Ketika ada masyarakat yang masih menggunakan primbon sebagai rujukan mencari hari baik maka sah-sah saja selama tidak musyrik dan menyakini dengan berlebihan. Primbon adalah budaya dengan pertimbangan logika dan hal tersebut dianggap tidak masalah.
Selama tidak bertentangan dengan akidah Islam, sebuah budaya tidak harus ditinggalkan. Yang salah adalah ketika menyakini sebuah budaya menjadi keyakinan yang mutlak.
BACA JUGA:Begini Perbandingan Spesifikasi serta Harga Samsung Galaxy A25 5G dan Redmi Note 12 Pro 5G
Misalnya, ketika mencari hari baik untuk tanggal pernikahan, pemilihan hari adalah sebuah kebebasan bagi setiap individu manusia.
Islam hanya mengajarkan bahwa semua hari baik dan kembali lagi kepada manusianya, apakah akan memandangg hikmah dalam sebuah hari itu.
Islam menghargai sebuah budaya selama tidak keluar dari ajaran yang Islam ajarkan. Islam hanya tidak pernah mengajarkan mangenai perpegangan pada waktu tertentu. Islam mengajarkan supaya hari bisa menjadi baik maka ucapkanlah bismillah setiap hari.
BACA JUGA:Telur Rebus Banyak Manfaat, Begini Cara Merebus Telur Agar Nutrisinya Tidak Hilang
Hal ini selaras dengan hadits dari Ibnu Hibban, “Setiap perbuatan baik yang tidak diawali dengan bismillah adalah terputus.” (HR. Ibn Hibban).
Yang terpenting adalah mengenai sikap yang diambil ketika hendak melakukan ramalan-ramalan bahwa semua dan sesuatu yang terjadi datangnya hanya dari Allah SWT bukan dari pengetahuan yang berada pada ramalan. Yang terpenting adalah mengenai keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, karena Allah yang mempengaruhi segalanya.
Jika kita menyikapi dengan demikian, maka diperboleh saja melakukan ramalan primbon Jawa.
Semua waktu itu baik asalkan digunakan untuk melakukan kebaikan dan digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
BACA JUGA:Cara Merebus Telur dalam Jumlah Banyak, Telur Tidak Pecah dan Matangnya Sempurna
Percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi asalnya dari ramalan yang telah digariskan kepada kita adalah kemusyrikan dalam Islam. Berprasangka bahwa semuanya terjadi berkat primbon Jawa, mulai dari perhitungan hingga menyembah primbon dari pada Allah SWT.
Tidak boleh berterimakasih kepada primbon karena ramalan primbon memang benar adanya mengenai hari baik, hal tersebut bisa termasuk ke dalam kemusyrikan dan Islam melarang untuk bersyukur selain kepada Allah SWT.
Dikatakan musyrik jika mengajak orang lain menyembah primbon karena ramalannya dinyatakan benar, padahal kebenaran datangnya hanya dari Allah SWT. Dalam firman Allah yang berbunyi, (QS. Al-Kahf ayat 29)