BACA JUGA:Pesugihan Gunung Gede di Jawa Barat, Memerlukan Anak Sebagai Tumbal, Masih Mau Coba?
Hal inilah yang kemudian memunculkan mitos bahwa siapa saja yang masuk ke dalam Gunung Tidar akan meninggal. Karena itu juga, muncul satu versi cerita asal mula nama Gunung Tidar.
Gunung Tidar diyakini berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa yakni mati dan modar atau dalam bahasa Indonesia mati dan mampus.
Adapun keberadaan Kerajaan gaib di Gunung Tidar terus berlanjut hingga datanglah seorang ulama asal Persia bernama Syekh Subakir yang diutus Sultan Muhammad I dari kekaisaran Ottoman di Turki pada tahun 144 Masehi.
Adapun tujuannya untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Sesampainya di Pulau Jawa, Syekh Subakir menancapkan sebuah batu hitam yang dibawanya dari Arab di puncak Gunung Tidar.
Pesugihan adalah sebuah praktik ritual yang bertujuan untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Namun, untuk mendapatkan itu tentu harus ada tumbal yang diganti, seperti Kambing, sapi, ayam, bahkan nyawa manusia.
BACA JUGA:Mengerikan dan Bisa Merenggut Nyawa! Ini Akibat yang Melakukan Pesugihan kera
Berikut ini ada beberapa ritual pesugihan dengan tumbal nyawa:
1. Perjanjian Nyi Blorong
Siluman ular yang konon tinggal di Laut Selatan ini sering kali dijadikan sebagai sarana pesugihan.
Untuk mendapatkan kekayaan, seseorang harus melakukan perjanjian yang dibuat dengan melakukan ritual khusus.
Pelaku pesugihan diharuskan untuk menyiapkan sesajen dan kamar khusus untuk melakukan ritual ini.
BACA JUGA:Ternyata Begini Pesugihan Monyet, Kenali Cirinya jangan Sampai Anda jadi Tumbal
Setelah perjanjian dibuat, sisik ular yang berupa emas akan rontok dan membuat pelaku kaya seketika.
Namun, kabarnya perjanjian ini akan berujung pada tumbal nyawa dari seseorang yang meminta pesugihan kepadanya. Pelaku pesugihan pun harus menyerahkan diri sebagai budak di kerajaan Laut Selatan.