Dalam bahasa Sansekerta di berbagai prasasti, Sumatera disebut dengan istilah Suwarnadwipa (Pulau Emas) atau Suwarnabhumi (Tanah Emas).
Nama-nama tersebut juga dipakai dalam naskah-naskah India dan Buddha sebelum Masehi. Bahkan, pada naskah Yunani kuno, Periplous tes Erythras Thalasses, Sumatera dijuluki sebagai Chryse Nesos (Pulau Emas).
Pulau Sumatra sendiri memiliki cadangan emas sebanyak 168 juta ton, sedangkan cadangan peraknya sebanyak 103 juta ton.
Daerah penghasil emas terbesarnya, yaitu Tambang Emas Martabe yang terletak di daerah perbukitan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Tambang Emas Martabe beroperasi sejak 2008 di bawah pengelolaan PT Agincourt Resources (PTAR) dan memiliki rencana produksi hasil tambang hingga 2033, sesuai kontrak karya dengan pemerintah.
BACA JUGA:Siapa Sangka 4 Daerah di Indonesia Ini Simpan Harta Karun Uranium Sebanyak 81.090 Ton
Meski begitu, BUMD melalui PT ANA, ikut andil dalam memiliki saham tambang tersebut sebanyak 5 persen.
Luas area Tambang Emas Martabe sendiri mencapai 1.303 km persegi. Terdapat dua area operasi yang berupa pit terbuka. PTAR pun melakukan pengembangan lahan untuk membuka pit ketiga.
BACA JUGA:Ini 5 Daerah Penghasil Harta Karun Tambang Nikel Terbesar di Indonesia, Sulawesi Terdepan
Sementara itu, dalam pengolahan bijih emasnya dilakukan secara carbon in leach dengan metode konvensional. Proses pengolahan batuan dengan kandungan emas di Martabe dikelola dengan cara penggerusan dan penimbunan bijih emas, sehingga dapat diperoleh kandungan emas murni.
BACA JUGA:Tambang Bauksit, Harta Karun Indonesia yang Hasilkan 21 Juta Metrik Ton, Ini Daerahnya
Tambang Emas Martabe pun telah memproduksi 8,8 juta ons emas dan 72 juta ons perak pada akhir tahun 2017. Selain itu, area ini juga memiliki cadangan bijih emas yang terus meningkat, yaitu dari 3,2 juta ons menjadi 4,7 juta ons emas di tahun yang sama.
Kemudian, sebagai komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan. PTAR membuat target rencana reklamasi lahan bekas tambang dari 2017-2021 yang disetujui Kementerian ESDM, yakni seluas 3,34 hektare. Pada tahun 2020, PTAR pun berhasil merehabilitasi lahan seluas 3,81 hektare.
BACA JUGA:Ini Kota di Kalimantan Timur Penghasil Harta Karun Batu Bara, Mampu Hasilkan 82 Ton