29. Al Habib Nur'id Khalil Azmatkkhan-Martapura
30. Al Habib Yahya bin Thohir Alaydrus-Borneo
31. Al Habib Zainal Ilmi Azmatkhan-Martapura
32. Al Habib Ramzi bin Fauzy Ba'alawy-Jakarta
33. Al Habib Umar Alaydrus-Jambi
Membedakan antara habib asli dan palsu bukanlah hal yang mudah bagi masyarakat awam.
Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bekasi, Kiai Usamah Zahid, telah menjelaskan beberapa hal terkait cara membedakan keduanya.
Menurutnya, seorang habib pada dasarnya adalah keturunan Rasulullah SAW lewat jalur Sayyidina Ali dan Sayyidatuna Fatimatuh. Generasi dari putra Sayyidina Hasan dan Husen tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Usamah Zahid juga menekankan bahwa seorang habib harus memiliki sifat-sifat cinta dalam setiap perilaku dan akhlaknya.
Kiai Usamah Zahid membagi habib menjadi tiga kategori:
1. Habib asli dan alim, yang harus dihormati dan dimuliakan karena memiliki keturunan Rasulullah SAW, merupakan sosok yang sangat dihargai dalam masyarakat. Kehadirannya membawa aura keilmuan yang harus diakui dan dijadikan pedoman.
M asyarakat diharapkan tunduk terhadap pendapat habib ini karena keilmuannya yang luas dan kedekatannya dengan warisan ilmiah Islam.
2. Habib asli tapi tidak alim, yang mungkin kurang memahami ilmu agama karena tidak mendapat pendidikan formal, masih harus diberikan penghormatan.
Meskipun mereka tidak memiliki pengetahuan agama yang mendalam, mereka tetap merupakan bagian dari komunitas dan harus diperlakukan dengan sopan.