Angin ini membawa udara kering dari gurun di bagian utara Australia, yang memperburuk kondisi panas dan kering di Indonesia. Fenomena ini terjadi seiring dengan bergesernya posisi Matahari yang meninggalkan garis ekuator sejak 21 Maret 2024.
Gerakan semu Matahari ini menuju Belahan Bumi Utara (BBU), menyebabkan peningkatan suhu di wilayah Indonesia.
Akibatnya, kondisi cuaca panas yang telah berlangsung semakin memburuk, menambah tekanan terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat di daerah yang terdampak.
BACA JUGA:Beruntung Bagi yang Sering Mengumandang Adzan, Dosa Mereka Diampuni Sejauh Jangkauan Adzan
Wilayah Paling Terdampak
Eddy menjelaskan bahwa gerbang utama yang akan menerima kondisi cuaca panas di Indonesia adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), diikuti oleh Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Jawa Timur, dan seterusnya.
Daerah-daerah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan suhu yang signifikan, dengan potensi dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
BACA JUGA:Catatan Sejarah Asal Mula Masyarakat Jawa, Katanya dari ‘Vrindavan’
Menurut pengamatan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy juga mencatat bahwa siang hari yang sangat terik dan hujan pada malam hingga dini hari saat ini merupakan indikasi akhir musim transisi pertama atau pancaroba.
Sifat hujannya tidak sebesar musim hujan pada umumnya, yang menunjukkan bahwa curah hujan selama periode ini tidak cukup untuk mendinginkan suhu yang tinggi di siang hari.
Demikian ulasan mengenai ini 10 kota terpanas di Indonesia Mei 2024, nomor 1 suhunya 36 derajat Celsius.
Septi Widiyarti