Masjid ini berbentuk limas dengan tembok cukup rendah sehingga jika dilihat dari jauh. Masjid ini terkesan sangat mirip dengan piramida di Mesir.
Pada tahun 1938, masjid ini didesain ulang, dengan masyarakat yang berperan mendanai pembangunan masjid, bung Karno memimpin langsung dengan menjadi arsitek masjid tersebut.
Salah satu hal unik dari masjid ini adalah perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa, di mana atap limas khas Jawa berpadu dengan arsitektur khas Tionghoa. hal ini menjadi tanda perkawinan antar budaya yang berkolaborasi dalam bangunan masjid ini.
BACA JUGA:Bagaimana Cara Jadi Tukang Parkir Pesawat? Begini Rekrutmennya, Gajinya Segini
4. Thomas Parr Monument
Terletak 170 meter di arah tenggara dari benteng Marlborough. Bangunan ini memiliki luas 70 m dan tinggi dari monument ini mencapai 13,5 m. Monument yang cukup megah ini merupakan penanda sejarah silam yang pernah terjadi di Bengkulu.
Dimana pada tahun 1808 bangunan ini dibangun oleh pemerintah Inggris untuk memperingati sebuah insiden pembunuhan pemimpin Inggris yang bertangan besi. Digambarkan bahwa kekejamannya melampaui kemanusiaan dengan beragam pembantaian dan pembunuhan yang pernah dilakukannya kepada rakyat Bengkulu.
BACA JUGA:Penyebab La Nina yang Bakal Hantam Indonesia, Ini Prediksi Terjadinya Menurut BMKG
Penguasa ini yang dikenal dengan Thomas Parr, pada akhirnya mati atas perjuangan rakyat Bengkulu. Ia menguasai Bengkulu mulai tahun 1805 sampai 1807.
Setelah tragedy tersebut, para tentara Inggris tidak tinggal diam. Dengan pasukan yang ada, para tentara menyerbu perkampungan dan membunuh masyarakat secara membabi buta, bahkan dikatakan bahwa hewan ternak pun tidak luput dari emosi tentaara Inggris.
Balas dendam ini sampai berdampak pertumpahan darah dengan lenyapnya banyak nyawa. mengenai jasad Thomas Parr sendiri dikubur diam-diam di salah satu area yang tersembunyi di benteng Marlborough karena takut akan digali dan dirusak oleh masyarakat.
BACA JUGA:ITEL RS4 NFC Hp Gaming Murah Rasa Kelas Atas, Usung RAM hingga 12 GB!
5. Kampung Tionghoa
Bangunan ini terletak di sebelah selatan bangunan benteng Marlborough. Bangunan ini telah ada semenjak masa Kolonial Inggris di Bengkulu. Dalam kampung Tionghoa ini, terdapat 20 rumah dengan corak arsitektur khas Tionghoa.
Salah satu aspek yang kental dari bangunan khas Tionghoa adalah atap lengkung dan pola jendela yang di atasnya terdapat semacam ventilasi udara. Keberadaan kampung ini menjadi salah satu bukti bagi para sejarawan, bahwa bangsa Tionghoa telah ada di Indonesia sebelum abad ke-18.
BACA JUGA:Spesifikasi Hp Rp 2 Juta, Infinix Hot 40 Pro Hp Gaming Murah Pilihan Tepat! Performanya Andal
6. Persemayaman Panglima Sentot Ali Basya
Merupakan salah satu pejuang, panglima Sentot Ali Basya menjadi tokoh bersejarah dari Bengkulu. Beliau hidup pada era Diponegoro dan turut pula menyertai perjuangan Pangeran Diponegoro untuk melawan penjajah.
Makam sang panglima perang Sentot Alibasya ini berada di Jalan Sentot Alibasya, Kelurahan Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu Bengkulu. Letaknya juga tak sulit ditemukan karena hanya berjarak 200 meter dari jalan raya dan tak jauh dari pusat kota Bengkulu.
BACA JUGA:Ini Syarat Pinjaman Briguna untuk Karyawan yang Butuh Modal Usaha
Meskipun makam dari Sentot Ali Basya terletak di Bengkulu, namun sebenarnya beliau bukanlah berasal dari kota tersebut. Sentot Alibasya atau dengan nama aslinya Pangeran Sentot Prawirodirjo, merupakan seorang panglima perang ketika peperangan diponegoro melawan penjajah atau koloni Belanda di pulau Jawa pada tahun 1825 sampai 1830.