Kasus pembunuhan Vina kembali diusut oleh pihak kepolisian berkat desakan kuat dari netizen. Banyak kejanggalan dalam kasus ini, salah satunya adalah pengakuan dari Saka Tatal, yang mengungkapkan fakta mengejutkan setelah bebas dari penjara pada 2020.
Film ini diangkat dari kisah nyata seorang perempuan bernama Vina yang mengalami pembunuhan brutal pada tahun 2016 di Cirebon. Gambaran film ini sangat mendekati kejadian sebenarnya, mulai dari penyiksaan hingga pembunuhan yang dialami Vina.
BACA JUGA:Raja Jalanan, PO Bus Sugeng Rahayu Resmi Rilis 4 Bus Baru, Tanpa Ikon Lumba-lumba
"Vina: Sebelum 7 Hari" sudah bisa disaksikan di ratusan bioskop di Indonesia sejak 8 Mei 2024. Penonton mendapat peringatan mengenai adegan kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan perundungan sebelum film diputar, untuk mengantisipasi potensi gangguan emosional.
Secara keseluruhan, film ini mendapat review positif, terutama untuk akting para pemainnya, alur cerita yang mendekati kejadian nyata, skoring musik yang menambah suasana menyeramkan, dan pesan moral yang disampaikan.
Diharapkan, film ini bisa menyadarkan masyarakat tentang bahaya perundungan dan kekerasan seksual, serta pentingnya keadilan bagi para korban.
BACA JUGA:Begini Cara Mudah Mengurus Taspen Kematian Secara Online, Lengkapi Syaratnya
Plot film ini sangat mirip dengan kisah nyata Vina Dewi Arista. Ketika Vina baru pulang sekolah, ia dihadang oleh geng motor yang memiliki niat jahat. Vina mengalami pemukulan, pemerkosaan, dan akhirnya mayatnya dibuang untuk menutupi jejak.
Polisi awalnya menyatakan bahwa kematian Vina adalah kecelakaan tunggal, namun roh Vina yang murka mengungkap kebenaran melalui temannya, Linda, yang kerasukan dan menceritakan kronologi kejadian.
"Vina: Sebelum 7 Hari" menghadirkan adegan-adegan intens yang membuat bulu kuduk penonton merinding. Akting para pemain, meskipun banyak yang merupakan artis pendatang baru, mampu menunjukkan kualitas yang mumpuni. Beberapa adegan bahkan dilakukan di tempat kejadian perkara asli untuk menambah keautentikan cerita.
BACA JUGA:Falsafah Demokratis Orang Chaniago Sumatera Barat, Bulek Kato Dek Mufakat
Skoring dan tata musik dalam film ini juga mendapatkan review positif. Latar suara yang keras dan nada-nada menyeramkan berhasil membangun suasana yang mencekam sepanjang film.
Selain itu, film ini menyampaikan pesan moral yang kuat mengenai bahaya perundungan dan budaya geng motor, yang seharusnya dibasmi demi kebaikan bersama.
BACA JUGA:Rezeki Lancar! Ini Doa Jalur Langit agar Rezeki Ditambahkan dan Halal
Dengan dirilisnya film ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan dampak buruk dari perundungan dan kekerasan seksual, serta pentingnya keadilan bagi para korban. Film ini juga diharapkan bisa menjadi sarana edukasi dan refleksi bagi penonton agar tidak melanggengkan kekerasan dalam bentuk apapun.
Semoga informasi ini bermanfaat dan memberikan gambaran yang jelas mengenai film tersebut, serta meningkatkan kesadaran akan isu-isu sosial yang diangkat dalam ceritanya.