9 Nama Setan dan Tugas-tugasnya, Hasutannya Luar Biasa, Awas Jangan Terpengaruh

Sabtu 08-06-2024,10:00 WIB
Reporter : Tianzi Agustin
Editor : Purnama Sakti

“Barang siapa berputar-putar di sekitar tempat larangan, maka besar kemungkinan ia akan terjerembab ke dalamnya.”

3. Harus sadar akan ancaman godaan setan

Umat Islam harus selalu mengingatkan diri bahwa hadirnya setan dalam bumi ini adalah untuk menggoda dan menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan dan kemadharatan abadi.

Jangan sampai ada yang berpikir setan datang untuk membawa kemanfaatan dalam diri kita. Dalam surat al-Hasyr ayat 16 Allah SWT menerangkan:

“Ketika dia berkata kepada manusia: ‘Kafirlah kamu’, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu'.”

BACA JUGA:Cara Merebus Daging Sapi agar Empuk dan Tidak Berbau, Selain Metode 5-30-7 Tambahkan juga Bahan Ini

4. Ketahuilah setan mencari teman

Di balik kegigihannya untuk menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat, setan juga bersifat pengecut.

Semakin banyak manusia yang terjerumus oleh godaannya, maka setan akan semakin puas. Sebab, neraka sair itu sangat luas dan setan menginginkan teman untuk ikut mengisinya. Hal ini diterangkan dalam surat al-A’raf ayat 16-17 yang berbunyi:

“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus’.” bunyi surat al-A’raf ayat 16.

“Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” bunyi surat al-A’raf ayat 17.

BACA JUGA:Menyegerakan ke Masjid Saat Salat Jumat yang Pahalanya Setara Kurban Idul Adha, Ini Dalilnya

5. Persempit gerak setan dengan puasa

Terakhir, tunaikanlah ibadah puasa. Sebab, saat kita menahan lapar, hal itu bisa membuat kita selalu ingat kepada Allah SWT. Rasulullah bersabda sebagai berikut:

“Setan itu berjalan dalam aliran darah keturunan Adam. Maka persempitlah ruang geraknya dengan cara menahan lapar (puasa).” 

Hadis tersebut derajatnya Muttafaq ‘alaih, diriwayatkan dari Shafiyah, dan dikutip dari Kitab Ihya’ Ulumiddin Imam al-Ghazali.

Kategori :