Terkuak! Ini Alasan Perusahaan Asing Tidak Mau Investasi di Indonesia

Minggu 09-06-2024,15:25 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

BACA JUGA:Canggih! Pakai AI, BRI Kenalkan Conversational Banking hingga Robot Cash Management

2. HM Sampoerna (Indonesia - Amerika Serikat)

Didirikan oleh imigran Indonesia-Cina, Liem Seeng Tee, pada tahun 1913, perusahaan ini terkenal dengan produksi rokok kretek. Saat ini, mayoritas saham HM Sampoerna dimiliki oleh Philip Morris International.

3. Astra International (Indonesia - Inggris)

Astra International adalah salah satu perusahaan publik terbesar di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor seperti otomotif, layanan keuangan, infrastruktur, dan teknologi informasi. Konglomerat Inggris, Jardine Matheson, memiliki 50,1% saham perusahaan ini.

BACA JUGA:4 Keistimewaan Bulan Dzulhijjah, Simak Waktu Pelaksanaan dan Niatnya

4. Google (Amerika Serikat)

Google memiliki kantor cabang di Jakarta dan menghasilkan pendapatan dari iklan di Indonesia. Kantor pusat Google di Asia terletak di Singapura.

5. Marriott International (Amerika Serikat)

Perusahaan perhotelan asal Amerika ini terkenal dengan layanan akomodasi mewah dan telah beroperasi di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia.

6. Maybank (Malaysia)

Maybank adalah salah satu bank terbesar di Asia Tenggara dengan kapitalisasi pasar yang signifikan. Di Indonesia, Maybank memiliki banyak cabang dan karyawan.

7. MedcoEnergi (Indonesia - Singapura)

MedcoEnergi adalah pemain utama di industri minyak dan gas Indonesia. Encore Energy Pte Ltd., berbasis di Singapura, mengendalikan 50,7% bisnis ini.

8. Toyota (Jepang)

Perusahaan otomotif Jepang ini telah melakukan investasi besar di Indonesia dan baru-baru ini menunjuk presiden direktur lokal pertamanya untuk bagian manufaktur.

Kategori :