Sejak peletakan batu pertama pada akhir 2023, proyek ini sudah mendapat tentangan dari berbagai pihak. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, misalnya, secara terbuka menolak pembangunan ini karena potensi dampak negatifnya terhadap lingkungan.
BACA JUGA:Ngga Perlu Repot dan Ribet! Begini Cara Cek Tunggakan Iuran BPJS Lewat WA Melalui NIK
Mereka memperingatkan bahwa proyek ini bisa menyebabkan berbagai masalah lingkungan seperti kekeringan, krisis air bersih, kerusakan formasi karst, banjir, dan longsor.
Petisi Penolakan Proyek
Selain protes dari kelompok lingkungan dan masyarakat, sebuah petisi yang menyerukan penolakan terhadap proyek ini juga mendapatkan dukungan luas. Petisi berjudul
“Tolak Pembangunan Resort Raffi Ahmad di Gunungkidul!” yang dibuat oleh Muhammad Raafi pada 21 Maret 2024, telah ditandatangani oleh lebih dari 44 ribu orang. Dalam petisinya, Raafi menyoroti pentingnya menjaga Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gunungsewu yang seharusnya dilindungi dari pembangunan komersial. “Itu kawasan lindung geologi, yang harusnya enggak boleh dibangun apa-apa,” tulis Raafi dalam petisi tersebut.
BACA JUGA:Niat Asah Egrek, Warga Sidorejo Bengkulu Tengah Meninngal Dunia Ditabrak Dump Truk Batubara
Respon dari Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga ikut angkat bicara mengenai proyek ini.
Mereka menegaskan bahwa setiap proyek pembangunan di kawasan yang dilindungi harus melewati kajian yang mendalam dan ketat terkait dampak lingkungannya.
Proyek-proyek di wilayah karst, seperti yang direncanakan oleh Raffi Ahmad, memerlukan perhatian khusus karena kepekaan ekosistemnya dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di daerah tersebut.
BACA JUGA:Truk Trailer Muatan Alat Berat
Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X dalam pernyataannya, menekankan bahwa kawasan karst seperti di Gunungkidul seharusnya tidak digunakan untuk pembangunan yang bisa merusak lingkungan.
Ia menyarankan agar kawasan ini dipertahankan sebagai area konservasi yang penting bagi keberlanjutan lingkungan dan sumber daya air di daerah tersebut.
Keputusan Raffi Ahmad untuk mundur dari proyek pembangunan beach club di Gunungkidul menandai akhir dari kontroversi yang telah berlangsung selama beberapa bulan.
BACA JUGA:Ini Alasan Mengapa Anggaran Dana Desa Setiap Daerah Itu Diberikan Secara Berbeda