Alhasil hampir tidak terjadi penindasan kolonialisme di wilayah Buton. Wilayah Kerajaan Buton ini juga secara resmi baru bergabung dengan Indonesia pada tahun 1960.
Alasan Buton Tidak Pernah Dijajah Belanda
Dalam catatan sejarah yang dilaporkan detikTravel, Buton tidak pernah dan bukanlah jajahan Belanda, meskipun Belanda sudah datang ke Indonesia dengan kedatangan VOC sejak tahun 1600-an.
Belanda enggan datang ke Buton karena wilayahnya dikuasai oleh kerajaan yang kuat dan di kelilingi benteng untuk memantau kapal yang sangat luas.
Saking luasnya Benteng Buton, di kemudian hari, dinobatkan sebagai benteng terluas di dunia versi Guinness World Records.
BACA JUGA:Sumpah Serapah Kebo Iwa Patih Kerajaan Bali, Nusantara Dijajah oleh Bangsa Kulit Putih
Padahal jika dilihat dari wilayahnya, Buton adalah tempat singgah strategis bagi bangsa barat yang akan mencari rempah-rempah ke Maluku.
Namun, karena anggapan kuatnya Kerajaan Buton, Belanda tak mau mencari masalah. Belanda memilih menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Buton agar tidak kesulitan mendapat rempah-rempah.
Karena dilewati kapal-kapal bangsa asing, Kerajaan Buton pun membangun relasi yang baik kepada setiap kapal yang melintasi perairannya.
Selain itu, mereka juga memantau pergerakan bajak laut dan angkat senjata untuk mengusirnya.
Wilayah Pulau Buton Saat Ini
Dikutip dari laman Kabupaten Buton Selatan, Kesultanan Buton saat ini dikenal dengan nama Kabupaten Buton dan memiliki ibu kota kabupaten di Pasar Wajo.
Awalnya Kabupaten Buton dengan ibukota Bau-Bau memiliki wilayah pemerintahan bekas Kerajaan Buton yang meliputi pulau Buton, sebagian wilayah pulau Muna dan sedikit bagian pulau Sulawesi.
Sekarang dengan adanya pemekaran daerah, wilayah kabupaten Buton terbagi menjadi beberapa kabupaten, yakni: