Program belajar yang diselenggarakan oleh American Jewish Committee (AJC) yang diikuti oleh Imam Besar Nasaruddin Umar adalah beasiswa atau Program Fellowship yang mencakup pertemuan dengan pejabat pemerintah, serta partisipasi dalam dialog antaragama di Amerika Serikat.
Dalam kunjungan itu, ia mengikuti program belajar yang diperkirakan berlangsung selama enam minggu.
BACA JUGA:Kisah dan Sosok Lea Tikoalu, Eks Dancer Agnes Monica yang Ikut Aliran Sesat Viral
Tujuan Program dan Pandangan Nasaruddin Umar
"Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia, dengan sebagian besar orang memiliki sedikit atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang Yahudi, meskipun ada hubungan dekat antara Islam dan Yudaisme,” kata Imam Besar Nasaruddin Umar.
BACA JUGA:Viral Anjing Pemburu Babi Disiksa di Tengah Hutan, Aktivis Pecinta Hewan Buka Suara
Dalam kesempatan yang sama, CEO AJC, Ted Deutch, memuji Nasaruddin Umar karena sudah lama menunjukkan komitmennya terhadap dialog dan pemahaman antaragama.
Lebih lanjut, Ted Deutch mengaku terinspirasi oleh dedikasi Nasaruddin Umar terhadap keterlibatan substantif dengan kaum Yahudi dan Yudaisme.
"Pada saat hubungan Muslim-Yahudi global dilihat melalui lensa konflik dan permusuhan, komitmen Imam Umar terhadap jalan yang berbeda—jalan yang berakar pada kerja sama, pemahaman, dan perdamaian—berdiri sebagai mercusuar harapan," ucap Ted Deutch.
BACA JUGA:Viral! Jemaah Tahlilan Dapat Kasur dari Bos Gerabah, Pulang Full Senyum
Sehubungan dengan ini, Prof. Nasaruddin Umar pun mengatakan bahwa ia selalu akan menjadi pelajar, sesuai dengan budaya Indonesia yang selalu menuntut ilmu.
Sepanjang hidupnya, ia menilai tetap belajar dan dikelilingi para ulama dan guru, baik seagama maupun beda keyakinan, untuk tetap saling menghormati.
"Saya adalah seorang pelajar sepanjang hidup saya, itulah sebabnya saya selalu dikelilingi oleh guru dan ulama. Baik kita Muslim atau memiliki keyakinan lain, kita semua memiliki tanggung jawab untuk mencari ilmu di luar tradisi kita sendiri, ini adalah satu-satunya cara untuk membangun kembali dunia di atas fondasi saling menghormati," kata Imam Besar Nasaruddin Umar.
BACA JUGA:Viral Video Bakso Diduga Nempel Kulit Tikus, Tukang Bakso Merugi dan Lapor Polisi
Pengalaman di AS
Selama program beasiswa itu, yang berlangsung selama enam minggu di AS, Nasaruddin Umar berfokus pada studi akademis dasar tentang Yudaisme dan Yahudi.