Selain diberlakukan syarat sebelum melakukan peremajaan, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa peremajaan perlu dilakukan peremajaan.
BACA JUGA:Jangan Asal Pupuk, Begini Tahapan Penggunaan NPK Kelapa Sawit Sesuai dengan Proses Tanamnya
1. Faktor fisik
Faktro fisik merupakan kriteria yang ditetapkan untuk perlakuan peremajaan dilihat dari bentuk fisik sawit sawit. Kriteria fisik peremajaan kelapa sawit antara lain:
• Meskipun menjulang tinggi, ketinggian ekonomis kelapa sawit hanya 12 meter saja. Lebih dari itu akan kesulitan untuk memanen buah kelapa sawit dan sudah dianggap tidak produktif lagi.
• Kerapatan perkebunan kelapa sawit idealnya 128-160 pohon/ha terganting pada bahan tanam, topografi, dan kesuburan lahan. Peremajaan dilakukan apabila kepadatan menurun hingga <80 pohon/ha.
• Turunnya jumlah kepadaatan pohon juga berpengaruh terhadap turunnya hasil panen. Misalnya saja kepadatan kelapa sawit sebanyak 143 pohon/ha dan menghasilkan 25 ton TBS/ha/tahun. Jika kepadatannya turun menjadi 100 pohon/ha, maka TBS yang dihasilkan sebanyak 17,5 ton/ha
BACA JUGA:ini 4 Rekomendasi Herbisida Sawit Paling Ampuh, Pengendalian Gulma di Kebun Jadi Lebih Optimal
2. Faktor ekonomi
Faktor fisik dari sawit juga berkaitan dengan faktor ekonomi untuk menentukan masa peremajaan. Kondisi fisik kelapa sawit yang tidak mendukung akan membuat biaya perawatan dan panen akan lebih tinggi dibandingkan hasil panennya.
Meskipun dengan peremajaan akan menurunkan pendapatan petani, namun pendapatan akan kembali stabil ketika sudah 3-4 tahun sejak peremajaan.
Dengan adanya peremajaan kelapa sawit, pendapatan negara dari sektor perkebunan sawit akan bertambah setiap tahunnya. Semakin naik nilai valuasi kelapa sawit, semakin banyak juga investor yang tertarik.
Program Peremajaan Kelapa Sawit Pemerintah
PSR merupakan program untuk membantu pekebun rakyat memperbaharui perkebunan kelapa sawit mereka dengan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan berkualitas, dan mengurangi risiko pembukaan lahan ilegal (Penggunaan Lahan, Perubahan Penggunaan Lahan dan Kehutanan.
Melalui PSR, produktivitas lahan milik pekebun rakyat bisa ditingkatkan tanpa melalui pembukaan lahan baru. BPDPKS ditugaskan untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana sawit untuk meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia.